Minggu, 28 April 2013

Makna Lagu Muse – Unintended

You could be my unintended
Kau bisa menjadi calon isteriku
Choice to live my life extended
Terpilih untuk membuat hidupku lebih lama
You could be the one I’ll always love
Kau satu-satunya yang selalu kucintai

You could be the one who listens
Kau satu-satunya yang setia mendengarkan
to my deepest inquisitions
Keingintahuan ku yang terdalam
You could be the one I’ll always love
Kau satu-satunya yang selalu kucintai

I’ll be there as soon as I can
Aku akan melakukannya secepat yang ku bisa
But I’m busy mending broken pieces of the life I had before
Tapi aku sibuk menata potongan hidupku yang hancur sebelumnya

First there was the one who challenged
Sebelumnya, ada seseorang yang bisa mengalahkan
All my dreams and all my balance
Semua mimpiku dan semua keseimbanganku
She could never be as good as you
Dia tak pernah sesempurna dirimu
You could be my unintended
Kau bisa menjadi calon istriku
Choice to live my life extended
Terpilih untuk membuat hidupku lebih lama
You should be the one I’ll always love
Kau satu-satunya yang selalu kucintai

I’ll be there as soon as I can
Aku akan melakukannya secepat aku bisa
But I’m busy mending broken pieces of the life I had before
Tapi aku sibuk menata potongan hidupku yang hancur sebelumnya
Before youuu….
Sebelum kamu…

nah diatas adlah arti /makna dari lagu tersebut,kalau sebab alasan matthew bellamy menciptakan lagu unintended,berikut alasannya:
Lirik ini adalah berisi tentang “penolakan secara halus seorang cowok kepada seorang cewek lain(cewek ke-2), karena si cowok sudah memiliki cewek pertama yg menjadi kekasihnya…”
Lirik ini asal mulanya ditulis oleh Matt Bellamy (Vokalis/Gitaris Muse) setelah dia menerima telepon dr seorang cewek yg tdk dikenalnya. Oleh sebab itu, si “penelpon gelap” tadi mndapat sebutan/julukan “Unintended” yg artinya “tidak diundang/tidak diharapkan” oleh si Matt, dengan harapan bahwa si Matt tdk terjebak oleh perasaannya sendiri terhadp si cewek yg menelponnya tadi…
Dengan kata lain, si cowok tidak ingin terjebak perasaan cintanya dgn cewek B. Krn si cowok masih menjalin hubungan dgn cewek A, meskipun cewek B menawarkan sesuatu yg “lebih” dibanding cewek A. Tetapi, bagaimanapun juga si cowok tetap bertahan dgn cewek A. Karena kekurangan cewek A merupakan tantangan yg harus di penuhi/di perbaiki oleh si cowok dalam menjalani suatu hubungan….
Demikian kisahnya,tapi lagu ini menurut gue sesuai dalam kondisi apapun mau sedang patah hati ataupun sedang jatuh cinta,karena lagu ini very-very touching and easy listening.

Makna Lagu Muse – Knights of Cydonia

Secara bahasa, Knight artinya adalah seorang kesatria dan bisa jadi juga adalah “4 horsemen” pengubah dunia, sedangkan Cydonia kalau saya cari itu adalah sebuah tempat di planet mars dimana diduga pernah terdapat kehidupan dan terdapat garis bekas pantai tetapi ada juga yang mengatakan kalau cydonia itu adalah tempat di sebuah pulau Crete di Yunani, konon tempat itu ditemukan oleh Raja Cydon dan tidak ada yang mengetahui dimana tepatnya cydonia itu, tapi yang pasti berada di sekitar kota Chania, salah satu kota modern di Yunani.
Ksatria dari Cydonia ?? tapi bisa saja dan tidak menutup kemungkinan bahwa Cydonia itu juga sifat bukanlah sebuah tempat, karena itu adalah “of Cydonia” bukan “from Cydonia”, meski teori untuk ke sana kurang kuat.
 And You can see that god falls asleep on their job
How can we win, when fools can be king
Nah, kalau disambungkan dengan yang sebelumnya, hal yang paling nyambung itu adalah pas di lirik “God falls asleep on the job”, ini menarik karena memang di Yunani tingkat ke tidak percayaan pada tuhan itu memang tinggi.
Nah, yang makin menarik adalah lirik selanjutnya yang seolah-olah ngajak perang sama tuhan, “How can we win, when fools can be king”. Kesimpulannya orang-orang cydonia ingin menghancurkan tuhan dibawah pimpinan si “knight of cydonia”.
Kalau di translasi-kan dengan keadaan sekarang, anggap saja “God” itu adalah pemerintah, cocok deh kalau begini, artinya Pemerintahan tertidur dalam pekerjaannya dan makin cocok lagi, Bagaimana kita mau menang kalau pemimpinnya sangat bodoh, How can we win, when fools can be king. Artinya lirik lagu ini mengajak kita untuk membuat revolusi besar-besaran di dunia ini. Hancurkan pemerintahan yang korup, Begitu mungkin.
 Don’t waste your time
Or time will waste you
No one gonna take me alive
Time has come to make things right
You and I must fight for our rights
You and I must fight to survive
Nah, kalau menurut saya arti dari lirik di atas adalah hanya diri kita yang bisa mengubah nasib, akan ada saatnya tidak ada yang menolong kita, saat semuanya menjauh tak ada lagi yang bisa lebih diandalkan daripada diri kita sendiri.
Jadi, secara keseluruhan arti dari lagu ini adalah untuk merevolusi dunia, tapi pastinya sebelum merevolusi dunia kita juga harus merevolusi diri sendiri. Jadilah orang yang bisa diandalkan oleh diri sendiri, mungkin itulah pesan dari Matthew Bellamy.

Makna Lagu Muse – Exo Politics

Open the skies over me,
I am waiting patiently,
I’ll wait for a sign.
- Langit luas di atas saya. Saya akan sabar menunggu sebuah tanda

As conspiracies unwind,
Will you slam shut,
Or free your mind,
or stay hypnotised.
- Sesaat Konspirasi terhenti, akankah kau menutup pikiranmu, membebaskan pikiran, atau tetap terperdaya ?

When the Zetas fill the skies,
Will our leaders tell us why,
Fully loaded satellites,
will conquer nothing but our minds.
- Saat Zeta (NWO project tentang invasi alien ke bumi) terbang mengelilingi langit bagaikan satelit.
Akankah Pemimpin kita menjelaskan kenapa ini terjadi ?
- Penulis menjelaskan, Sebenarnya (Zeta) tidak akan menjajah apapun. Mereka hanya akan menjajah pikiran kita.

And I’ve waited patiently,
And I’ll wait for the sign.
Carried through the centuries,
Secrets locked up,
And loaded on my back,
when it weighs me down.
- Proyek ini telah berjalan berabad-abad. Saat rahasia mulai dibuka, ini sangat membebani saya.

When the Zetas fill the skies,
It’s just our leaders in disguise,
Fully loaded satellites,
will conquer nothing but our minds.
- Saat Zeta (NWO project tentang invasi alien ke bumi) terbang mengelilingi langit bagaikan satelit.
Sebenarnya hanyalah Pemimpin kita yang sedang menyamar mengelabuhi kita.
- Sebenarnya (Zeta) tidak akan menjajah apapun. Mereka hanya akan menjajah pikiran kita.

And I am waiting patiently,
And I’ll wait for the sign. (Yeah).
And I’m waiting patiently,
I’ll wait for the sign
- Saya hanya akan menunggunya dengan sabar…

Deskripsi tentang Lagu Exo Politic

Lagu ini mengambil style Groovy pada bass dan variasi vokal saat bass tersebut. Gitar solo yang Progressive dan kuat berputar di verse. Lirik dan Vokal yang kuat dengan melodi yang mudah diingat, terutama di Chorus. Dengan birama 4/4 dan bass bermain di not-not yang rendah. Pencipta lagu ini seperti baru saja mendengarkan Franz Ferdinand.
Lagu ini tentang Zeta Reticulans (makhluk asing/alien yang sebenarnya hanya propaganda dari NWO) menyerang bumi (invasi). Matt berkata: “Itu tentang kemungkinan invasi asing yang diatur dan diciptakan oleh New World Order”. Matt juga mengatakan dalam sebuah wawancara di Jerman: “Ini adalah tentang perjanjian perdagangan antara pemerintah AS dan makhluk ET, tentang penggunaan teknologi baru”.
Hal ini juga tentang PSYOPs, menggunakan paranormal sebagai metode meliputi: proyek rahasia “hitam” – seperti Lake Groom di Nevada, peran konflik dalam mengendalikan pemikiran publik, dan proyek Star Wars Strategic Defense.
Matt mengatakan bahwa gagasan proyek yang bertujuan memerangi alien jauh lebih menarik. Lalu Matt dengan seriusnya berpikir tentang ketidaklogisan ini, tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak sekeras-kerasnya mendengar proyek Zeta ini XD.
Suara efek Theremin pada awal lagu sebenarnya dimainkan oleh Matt menggunakan KAOSS pad controller.
Pernah ada fans yang keliru, dia menyangka kalau ini adalah lagu Burning Bandit yang bertema Barat (layaknya Knights of Cydonia) seperti yang Matt pernah jelaskan dalam sebuah wawancara tahun 2005 tentang ‘Bandit Song ‘. Versi live Awal menampilkan intro yang diperpanjang dan fokus dari lirik dianggap ‘setan’, lebih jelasnya alien. Ketika dimainkan secara live, lagu ini diturunkan setengah nada, sama seperti Starlight.
Lagu ini juga ada di Guitar Hero 3 sebagai bagian dari paket lagu bersama dengan Supermassive Black Hole dan Stockholm Syndrome.

Makna Lagu Muse – New Born

New Born – Kelahiran Baru
New Born mengisahkan seseorang yang curhat seseorang kepada Tuhan. Ini tampak dalam kata-kata “Karena aku sedang menyimpang jauh, Jauh dariMu”. Dan juga ada lirik yang meminta Tuhan turun ke bumi untuk mengatasi semua yang diresahkan oleh si penyanyi.
Tapi New Born dapat diartikan harapan baru. Artinya, seberapa parah dan memprihatinkannya kehidupan saat ini, kita harus tetap punya harapan. Harapan untuk memperbaiki semuanya.
Terlepas dari maknanya, lagu ini cukup atraktif dengan efek-efek gitar yang memukau. Lagu ini juga menggambarkan semangat yang besar. Seperti judulnya, New born. Yang dapat dimaknai harapan baru, atau semangat baru. Top banget deh.
Link it to the world
Hubungkan dengan dunia
Link it to yourself
Hubungkan dengan diri sendiri
Stretch it like a birth squeeze
Meregang seperti sedang dalam proses kelahiran
The love for what you hide
Cinta untuk apa yang kau sembunyikan
The bitterness inside
Kepahitan di dalam
Is growing like the new born
Tumbuh seperti sebuah kelahiran baru
When you’ve seen, seen
Bila Engkau telah melihat, terlihat
Too much, too young, young
Terlalu banyak, terlalu muda, muda
Soulless is everywhere
(Yang) Tanpa jiwa di mana-mana

Hopeless time to roam
Waktu yang tanpa harapan untuk menjelajah
The distance to your home
Jarak ke rumahmu
Fades away to nowhere
(Seolah-olah) Menghilang entah kemana
How much are you worth
Berapa banyak Engkau layak (dihargai)
You can’t come down to earth
Engkau tidak bisa turun ke bumi
You’re swelling up, you’re unstoppable
Engkau begitu besar, Engkau tak terbendung

’cause you’ve seen, seen
Karena Engkau telah melihat, terlihat
Too much, too young, young
Terlalu banyak, terlalu muda, muda
Soulless is everywhere
(Yang) Tanpa jiwa di mana-mana

Destroy the spineless
Hancurkan yang tidak bertulang
Show me it’s real
Tunjukkan padaku ini nyata
Wasting our last chance
Membuang kesempatan terakhir kita
To come away
Untuk menghindar
Just break the silence
Hanya memecah keheningan
’cause I’m drifting away
Karena aku sedang menyimpang jauh
Away from you
Jauh dariMu

Link it to the world
Hubungkan dengan dunia
Link it to yourself
Hubungkan dengan diri sendiri
Stretch it like it’s a birth squeeze
Meregang seperti sedang dalam proses kelahiran
And the love for what you hide
Cinta untuk apa yang kau sembunyikan
And the bitterness inside
Kepahitan di dalam
Is growing like the new born
Tumbuh seperti sebuah kelahiran baru

When you’ve seen, seen
Bila Engkau telah melihat, terlihat
Too much, too young, young
Terlalu banyak, terlalu muda, muda
Soulless is everywhere
(Yang) Tanpa jiwa di mana-mana

Destroy the spineless
Hancurkan yang tidak bertulang
Show me it’s real
Tunjukkan padaku ini nyata
Wasting their last chance
Membuang kesempatan terakhir kita
To come away
Untuk menghindar
Just break the silence
Hanya memecah keheningan
’cause I’m drifting away
karena aku sedang menyimpang jauh
Away from you
Jauh dariMu

Makna Lagu Muse – Take A Bow

Corrupt
You’re corrupt
Bring corruption to all that you touch
- Kerusakan
- Kau embawa kerusakan terhadap semua yang kau sentuh.tangani (ini tentang sebuah kejahatan di sebuah kekuasaan)
Hold
You’ll behold
And beholden for all that you’ve done
- Lihat dan lihatlah
- Atas semua yang telah kau lakukan
And spin
Cast a spell
Cast a spell on the country you run
- Rotasi Perbuatanmu
- Perbuatanmu di negara yang kau tangani
And risk
You will risk
You will risk all their lives and their souls
- Beresiko dan membahayakan
- Kau membahayakan banyak kehidupan dan nyawanya (manusia dan makhluk hidup)
And burn
You will burn
You will burn in hell, yeah you’ll burn in hell
- Terbakar
- Kau akan terbakar
- Kau akan terbakar di Neraka
You’ll burn in hell
Yeah you’ll burn in hell
For your sins
- Kau akan terbakar di Neraka atas dosa (besar) mu
And our freedom’s consuming itself
What we’ve become
It’s contrary to what we want
- Dan kebebasan kita hanya menjadi bumerang
- Apa yang kita jadikan, bertentangan dengan apa yang kita inginkan
Take a bow
- Bersujudlah (berserahlah, hormatilah)
Death
You bring death, and destruction to all that you touch
- Kematian
-  Kau membawa kematian dan kehancuran di setiap perbuatanmu
Pay
You must pay
You must pay for your crimes against the earth
- Bayarlah !
- Kau harus membayar perbuatan kejammu terhadap bumi (bumi ? yang paling mendekati adalah tentang HAARP Project)
Yeah hex
Feed the hex
Feed the hex on the country you love
- Berakhir
- Membawanya ke akhir, akhir dari negara yang kita cintai (istilah ”hex” berarti akhir [struktur secara matematis])
Now beg
You will beg
You will beg for their lives and their souls
- Sekarang pedulikanlah !
- Pedulikanlah kehidupan dan jiwa mereka
Now burn
You will burn
You will burn in hell, yeah you’ll burn in hell
You’ll burn in hell
Yeah you’ll burn in hell
You’ll burn in hell
Yeah you’ll burn in hell
For your sins
- Kau akan terbakar di Neraka atas dosa-dosamu
Deskripsi Lagu
Lagu Take a Bow bercerita tentang Pemimpin-pemimpin di Dunia, agar mereka bertanggung-jawab atas tindakannya. Lagu ini dibawakan (Muse) dengan awal lagu berwarna Techno Classical Music dan diakhiri dengan Heavy ”Apokaliptik” Rock. Inti lagu ini bercerita tentang Perlawanan terhadap kekejaman para penguasa.
Matt berkata saat interview di Jerman: ”Lagu pertama ”Take A Bow”, bercerita tentang perasaan orang kecil yang kehilangan kendali (emosi) dan ingin sekali melawan otoritas para Penguasa (Pemerintah yang sewenang-wenang)”
Sewenang-wenang dalam bertindak, yang dapat membahayakan kehidupan di bumi dan bumi itu sendiri. Dalam hal ini, yang paling mendekati adalah Proyek HAARP (Amerika) dan Rekayasa Nuklir (Korea Utara dan Iran).
Informasi Tambahan Tentang Musiknya
Lagu ini disebut juga ”Hex”, ”Take a Bow” sebenarnya merupakan lagu terakhir di album tersebut. Chris menyatakan bahwa lagu ini harus diletakan di awal album. Alasannya, lagu ini berakhir di kunci B, yang mana kunci B merupakan kunci dasar di lagu kedua.
Wolstenholme berkata ”Kami menulis lagu ini pada akhir sesi Absolution, dan kedengarannya serupa dengan lagu-lagu di album Absolution . Tapi lagu ini mengalami banyak perkembangan , tapi prinsipnya tetap sama: perubahan perjanjian secara periodik hingga ambang batas. Struktur lagu ini bersifat matematis , lagu ini tanpa Chorus maupun Verse, itu merupakan ide utama lagu ini.” You know guys… Dom tidak pernah bermain drum seperti itu, dengan irama yang sangat jazzy, lambat, dan diikuti oleh bit yang kacau keseluruhannya.
Take a Bow sering dimainkan sebagai selingan piano antara Citizen Erased dan Space Dementia pada tur Absolution, serta intro untuk Feeling Good di The Resistance Tour.

Makna Lagu Muse – Survival

Muse – Survival, terpilih sebagai lagu resmi Olimpiade 2012. Apa alasannya?
Lagu itu dramatis dan penuh semangat. Atau bagi mereka yang belum terpikat, lagu itu bombastis, berlebihan dan cenderung totaliter.
Tetapi semua pasti setuju bahwa lagu Survival tidak akan pernah dinilai sebagai lagu yang sederhana.
Berdurasi hampir lima setengah menit, lagu itu dibuka dengan instrumental string yang panjang, disusul dengan paduan suara dan petikan gitar, gebukan grum dengan tempo cepat.
“It’s a race/And I’m gonna win (ini adalah pertandingan/Dan aku akan menang),” lengking vokalis Matt Bellamy sebelum berjanji untuk “reveal my strength to the whole human race” (“menunjukkan kekuatanku ke seluruh umat manusia”)
Sebagai pernyataan tekad, lagu ini membuat We Are The Champion milik Queen terdengar seperti katalog belakang Leonard Cohen.
Tetapi apa yang dikatakan Survival mengenai elemen-elemen lagu resmi pertandingan olahraga?

Bombastis

“Fight! Fight! Fight! Fight!” kata suara-suara di latar belakang pada klimaks Survival. “Win! Win! Win! Win!”
Adil untuk mengatakan pesan lagu ini tidak tetrutup di balik lapisan-lapisan nuansa dan kompleksitas.
Bagi mereka yang terbiasa dengan lirik-lirik yang lebih sederhana, mungkin tidak akan menyukai efeknya.
Tapi Simon Price, kritik rock dan pop di Independent bersikeras bahwa ini adalah kualitas berlebihan yang membuat Survival dapat dinikmati.
We Are The Champion milik Queen menjadi acuan banyak lagu-lagu tema olahraga
“Saya tidak bisa memikirkan band mana lagi yang dapat membawakan semangat Nietszche Olimpiade dibandingkan Muse,” kata dia.
“Mereka adalah band rock yang hebat, berlebihan. Ini adalah Electric Light Orchestra bertemu Wagner.”
Bagi Price, kekonyolan lagu ini lebih disukai daripada lagu One Moment In Time oleh Whitney Houston, yang menjadi lagu resmi Olimpiade Musim Panas 1988 atau Search For The Hero oleh M People, yang kerap diputar di acara olahraga.
Tapi tidak semua orang dapat menyukainya.
“Lagu itu benar-benar jelek,” kata kritikus David Stubbs. “Mungkin lagu itu ditujukan untuk membuat kekagetan, tapi bagi saya lagu itu buruk sekali.”

Pengaruh

We Are The Champions, Gold oleh Spandau Ballet, Simply The Best oleh Tina Turner – lagu-lagu rock yang merayakan kemenangan akrab di telinga penggemar olahraga, dan sering diputar di stadion-stadion di seluruh dunia.
Bagi Price, Survival mengikuti tradisi ini. Ia mengatakan contohnya adalah Barcelona, kolaborasi antara Freddie Mercury dan Montserrat Cabbale yang membuka Olimpiade 1992.
“Jika Queen masih ada kita pasti akan datang ke mereka,” kata Price. “Muse jelas mengikuti contoh dari Barcelona.”

Motivasi

“Lagunya epik. Inspiratif. Saya yakin itu adalah dasar pemilihannya,” kata Dr Christopher Wiley, dosen musik senior di City University, London.
Apakah pemirsa akan menyukai Survival?
Apakah penonton akan menyukai Survival?
Seperti lagu-lagu olahraga lainnya, Survival bertujuan untuk menyemangati pendengar untuk mencapai hasil terbaik.
Tidak semua lagu berhasil menangkap selera publik. Lagu We’re In This Together milik Simply Red menjadi lagu resmi UEFA Euro 1996, sebagian besar penggemar justru lebih suka mendengarkan Three Lions oleh Baddiel and Skinner dan The Lightening Seeds.
Meski ia tidak menyukai lagu itu, Stubbs yakin Survival akan selalu diingat.
“Lagu itu bodoh, tetapi justru merefleksikan fenomena melaksanakan Olimpiade di suatu tempat dengan jaringan transportasi seperti London,” tambahnya.

Perubahan suasana hati

Bervariasi antara murung, tegang dan gembira, lagu ini tampak ditulis dengan sebuah narasi.
Produser televisi akan berpendapat lagu ini berguna saat mereka menyiarkan Olimpiade.
“Lagu itu akan sangat cocok untuk mengiringi montase di akhir Olimpiade,” kata Price.
Sebaliknya, perubahan-perubahan tempo dan nada bisa dibagi menjadi potongan-potongan kecil yang mewakili kemenangan atau kekalahan, kekuatan fisik atau aktivitas.
“Ada bagian-bagian yang terdengar seperti marathon dan ada pula yang terdengar seperti lari 100m,” kata Wiley.

Apakah mereka serius?

Seperti Queen, mereka yang mendengarkan Survival dimaafkan jika berpikir apakah Muse benar-benar tulus atau jika Matt Bellamy hanya ingin berbuat konyol.
Dan lirik seperti, “Saya tidak akan memaafkan/Balas dendam adalah milikku/Dan saya tidak akan menyerah karena saya memilih untuk berusaha” tampak terlalu aneh untuk dibawakan dengan serius. Atau tidak?
Price mengatakan ambuitas inilah yang justru membuat Survival sukses.
“Saya bertemu dengan Muse beberapa kali dan saya yakin mereka adalah band dengan selera humor,” kata Price.
“Tetapi mereka menantang anda untuk tertawa.”

Kisah Abu Nawas | Abu Nawas Paling Kaya Raya

Sebagai rakyat kecil, Abu Nawas sering menyelipkan kritikan-kritikan lewat humor-humornya yang jenaka sehingga meski mengena, raja tetapi tak bisa marah dibuatnya. Seperti dalam kisah ini, pasar tempat orang berdagang menjadi heboh gara-gara celotehan Abu Nawas. “Kawan-kawan, hari ini saya sangat membenci perkara yang haq, tetapi menyenangi yang fitnah. Hari ini saya menjadi orang yang paling kaya, bahkan lebih kaya daripada Allah SWT,” ujar Abu Nawas.

Omongan Abu Nawas itu sungguh aneh karena selama ini dia termasuk orang yang alim dan taqwa meski suka jenaka. Karuan saja polisi kerajaan menangkap dan menghadapkannya kepada khalifah.

“Hai Abu Nawas, benarkah engkau berkata begitu?” tanya khalifah.
“Benar, Tuan,” ujarnya santai.
“Mengapa kau berkata begitu, sudah kafirkah engkau?”
“Saya kira Khalifah-pun sama seperti saya. Khalifah pasti membenci perkara yang haq,” ujarnya.
“Gila benar engkau,” bentak khalifah mulai marah.
“Jangan keburu marah, Khalifah. Dengarkan dulu
keterangan saya,” kata Abu Nawas meredakan marah khalifah.
“Keterangan apa yang kau dakwahkan. Sebagai seorang muslim, aku harus membela yang haq, bukan malah membencinya, tahu?” ujar khalifah geram.
“Setiap ada orang membacakan talqin, saya selalu mendengar ucapan bahwa mati itu haq, begitu juga dengan neraka. Tidakkah khalifah juga membencinya seperti aku?” katanya.
“Cerdik pula kau ini,” ujar khalifah setelah mendengar penjelasan Abu Nawas.

“Tapi apa pula maksudmu kau menyenangi fitnah?” tanya khalifah menyelidik.
“Sebentar, Khalifah. Barangkali Anda lupa bahwa di dalam Al-Quran disebutkan bahwa harta benda dan anak-anak kita adalah fitnah. Padahal Khalifah menyenangi harta dan anak-anak Khalifah seperti saya. Benar begitu, Khalifah?”

“Ya, memang begitu. Tapi mengapa kau mengatakan lebih kaya daripada Allah Yang Mahakaya itu?” tanya khalifah yang makin penasaran itu.

“Saya lebih kaya daripada Allah karena saya mempunyai anak, sedangkan Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,”
“Itu memang benar, tetapi apa maksudmu berkata begitu di tengah pasar sehingga membuat keonaran?” tanya khalifah tak habis mengerti.
“Dengan cara begini saya akan ditangkap dan dihadapkan pada Khalifah,” jawabnya kalem.
“Apa perlunya kamu menghadapku?”
“Agar memperoleh hadiah dari Khalifah,” jawab Abu Nawas tegas.
“Dasar orang pintar,” komentar khalifah. Sidang yang semua tegang untuk mengadili Abu Nawas tersebut menjadi penuh gelak tawa. Tak lupa khalifah memberikan uang sebagai hadiah kepada Abu Nawas dan menyuruhnya meninggalkan istana. Ngeloyorlah Abu Nawas sambil menyimpan dinar di sakunya. “Alkhamdulillah, dapat rejeki,” gumamnya.

Kisah Abu Nawas | Di Usir Dari Kota

Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun Al Rasyid tadi malam menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri kelahirannya sendiri. Abu Nawas tidak berdaya. Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negerinya tercinta hanya karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga Abu Nawas.

"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. Ia mengenakan jubah putih. Ia berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana bila orang yang bemama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini. Ia harus diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. Ia boleh kembali ke negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak, melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang lain."

Dengan bekal yang diperkirakan cukup Abu Nawas mulai meninggalkan rumah dan istrinya. Istri Abu Nawas hanya bisa mengiringi kepergian suaminya dengan deraian air mata. Sudah dua hari penuh Abu Nawas mengendarai keledainya. Bekal yang dibawanya mulai menipis. Abu Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya dengan kesedihan yang tertalu mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa bertambah yakin, bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa akan segera menolong keluar dari kesulitan yang sedang melilit pikirannya. Bukankah tiada seorang teman pun yang lebih baik dari pada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?


Setelah beberapa hari Abu Nawas berada di negeri orang, ia mulai diserang rasa rindu yang menyayat-nyayat hatinya yang paling dalam. Rasa rindu itu makin lama makin menderu-deru seperti dinginnya jamharir. Sulit untuk dibendung. Memang, tak ada jalan keluar yang lebih baik daripada berpikir. Tetapi dengan akal apakah ia harus melepaskan diri? Begitu tanya Abu Nawas dalam hati. "Apakah aku akan meminta bantuan orang lain dengan cara menggendongku dari negeri ini sampai ke istana Baginda? Tidak akan ada seorang pun yang sanggup melakukannya. Aku harus bisa menolong diriku sendiri tanpa melibatkan orang lain."

Pada hari kesembilanbelas Abu Nawas menemukan cara lain yang tidak termasuk larangan Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Abu Nawas berangkat, menuju ke negerinya sendiri. Perasaan rindu dan senang menggumpal menjadi satu. Kerinduan yang selama ia melecut-lecut semakin menggila karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat dengan kampung halaman. Mengetahui Abu Nawas bisa pulang kembali, penduduk negeri gembira.

Desas-desus tentang kembalinya Abu Nawas segara menyebar secepat bau semerbak bunga yang menyerbu hidung. Kabar kepulangan Abu Nawas juga sampai ke telinga Baginda Harun Al Rasyid. Baginda juga merasa gembi mendengar berita itu tetapi dengan alasan yang sama sekali berbeda. Rakyat gembira melihat Abu Nawas pulang kembali, karena mereka mencintainya. Sedangkan Baginda Raja gembira mendengar Abu Nawas pulang kembali karena beliau merasa yakin kali ini pasti Abu Nawas tidak akan bisa mengelak dari hukuman. Namun Baginda amat kecewa dan merasa terpukul melihat cara Abu Nawas pulang ke negerinya. Baginda sama sekali tidak pemah membayangkan kalau Abu Nawas temyata bergelayut di bawah perut keledai. Sehingga Abu Nawas terlepas dari sangsi hukuman yang akan dijatuhkan karena memang tidak bisa dikatakan telah melanggar larangan Baginda Raja. Karena Abu Nawas tidak mengendarai keledai.

Kisah Abu Nawas | Memindahkan Istana ke atas Gunung

Baginda Raja baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.


Tanpa membuang waktu Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda, "Abu Nawas engkau harus memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda sambil melirik reaksi Abu Nawas.

Abu Nawas tidak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum. Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi, permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan. Abu Nawas pulang dengan hati masgul.


Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini. Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana. Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. Ia menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.

"Ampun Tuanku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.
"Apa usul itu?"
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."
"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.
"Satu lagi Baginda..." Abu Nawas menambahkan.
"Apa lagi?" tanya Baginda.
"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas. "Usulmu kuterima." kata Baginda menyetujui. Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.

Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pemah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini. Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan sholat Hari Raya Idul Qurban.

Dan seusai sholat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin. Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja, "Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"

"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat. Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. Ia berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.

"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.

"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas. "Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.

"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka." Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.

Kisah Abu Nawas | Melawan Arus

Abu Nawas orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang Badui Padang Pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab. Ia juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. Ia sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad.

Mari kita mulai kisah penggeli hati ini. Bapaknya Abu Nawas adalah Penghulu Kerajaan Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari bapaknya Abu Nawas yang sudah tua itu sakit parah dan akhirnya meninggal dunia. Abu Nawas dipanggil ke istana. Ia diperintah Sultan (Raja) untuk mengubur jenazah bapaknya itu sebagaimana adat Syeikh Maulana. Apa yang dilakukan Abu Nawas hampir tiada bedanya dengan Kadi Maulana baik mengenai tatacara memandikan jenazah hingga mengkafani, menyalati dan mendo'akannya.

Maka Sultan bermaksud mengangkat Abu Nawas menjadi Kadi atau penghulu menggantikan kedudukan bapaknya. Namun, demi mendengar rencana sang Sultan. Tiba-tiba saja Abu Nawas yang cerdas itu tiba-tiba nampak berubah menjadi gila. Usai upacara pemakaman bapaknya. Abu Nawas mengambil batang sepotong batang pisang dan diperlakukannya seperti kuda, ia menunggang kuda dari batang pisang itu sambil berlari-lari dari kuburan bapaknya menuju rumahnya. Orang yang melihat menjadi terheran-heran dibuatnya.


Pada hari yang lain ia mengajak anak-anak kecil dalam jumlah yang cukup banyak untuk pergi ke makam bapaknya. Dan di atas makam bapaknya itu ia mengajak anak-anak bermain rebana dan bersuka cita. Kini semua orang semakin heran atas kelakuan Abu Nawas itu, mereka menganggap Abu Nawas sudah menjadi gila karena ditinggal mati oleh bapaknya.

Pada suatu hari ada beberapa orang utusan dari Sultan Harun Al Rasyid datang menemui Abu Nawas. "Hai Abu Nawas kau dipanggil Sultan untuk menghadap ke istana." kata Wazir utusan Sultan.

"Buat apa sultan memanggilku, aku tidak ada keperluan dengannya." jawab Abu Nawas dengan entengnya seperti tanpa beban.

"Hai Abu Nawas kau tidak boleh berkata seperti itu kepada rajamu."

"Hai wazir, kau jangan banyak cakap. Cepat ambil ini kudaku ini dan mandikan di sungai supaya bersih dan segar." kata Abu Nawas sambil menyodorkan sebatang pohon pisang yang dijadikan kuda-kudaan. Si wazir hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Abu Nawas.

"Abu Nawas kau mau apa tidak menghadap Sultan?" kata wazir. "Katakan kepada rajamu, aku sudah tahu maka aku tidak mau." kata Abu Nawas.

"Apa maksudnya Abu Nawas?" tanya wazir dengan rasa penasaran. "Sudah pergi sana, bilang saja begitu kepada rajamu." segera Abu Nawas sembari menyaruk debu dan dilempar ke arah si wazir dan teman-temannya.

Si wazir segera menyingkir dari halaman rumah Abu Nawas. Mereka laporkan keadaan Abu Nawas yang seperti tak waras itu kepada Sultan Harun Al Rasyid. Dengan geram Sultan berkata, "Kalian bodoh semua, hanya menhadapkan Abu Nawas kemari saja tak becus! Ayo pergi sana ke rumah Abu Nawas bawa dia kemari dengan suka rela ataupun terpaksa!"

Si wazir segera mengajak beberapa prajurit istana. Dan dengan paksa Abu Nawas di hadirkan di hariapan raja. Namun lagi-lagi di depan raja Abu Nawas berlagak pilot bahkan tingkahnya ugal-ugalan tak selayaknya berada di hariapan seorang raja. "Abu Nawas bersikaplah sopan!" tegur Baginda.

"Ya Baginda, tahukah Anda?"
"Apa Abu Nawas...?"
"Baginda... terasi itu asalnya dari udang !"
"Kurang ajar kau menghinaku Nawas !"
"Tidak Baginda Siapa bilang udang berasal dari terasi?" Baginda merasa dilecehkan, ia naik pitam dan segera memberi perintah kepada para pengawalnya. "Hajar dia! Pukuli dia sebanyak dua puluh lima kali."

Wah-wah! Abu Nawas yang kurus kering itu akhirnya lemas tak berdaya dipukuli tentara yang bertubuh kekar. Usai dipukuli Abu Nawas disuruh keluar istana. Ketika sampai di pintu gerbang kota, ia dicegat oleh penjaga.

"Hai Abu Nawas! Tempo hari ketika kau hendak masuk ke kota ini kita telah mengadakan perjanjian. Masak kau lupa pada janjimu itu? Jika engkau diberi hadiah oleh Baginda maka engkau berkata: Aku bagi dua; engkau satu bagian, aku satu bagian. Nah, sekarang mana bagianku itu?"

"Hai penjaga pintu gerbang, apakah kau benar-benar menginginkan hadiah Baginda yang diberikan kepada tadi?"

"Iya, tentu itu kan sudah merupakan perjanjian kita?"

"Baik, aku berikan semuanya, bukan hanya satu bagian!"

"Wah ternyata kau baik hati Abu Nawas. Memang harusnya begitu, kau kan sudah sering menerima hadiah dari Baginda."

Tanpa banyak cakap lagi Abu Nawas mengambil sebatang kayu yang agak besar lalu orang itu dipukulinya sebanyak dua puluh lima kali. Tentu saja orang itu menjerit-jerit kesakitan dan menganggap Abu Nawas telah menjadi gila. Setelah penunggu gerbang kota itu klenger Abu Nawas meninggalkannya begitu saja, ia terus melangkah pulang ke rumahnya. Sementara itu si penjaga pintu gerbang mengadukan nasibnya kepada Sultan Harun Al Rasyid.

"Ya, Tuanku Syah Alam, ampun beribu ampun. Hamba datang kemari mengadukan Abu Nawas yang telah memukul hamba sebanyak dua puluh lima kali tanpa suatu kesalahan. Hamba mohom keadilan dari Tuanku Baginda."

Baginda segera memerintahkan pengawal untuk memanggil Abu Nawas. Setelah Abu Nawas berada di hariapan Baginda ia ditanya.

"Hai Abu Nawas! Benarkah kau telah memukuli penunggu pintu gerbang kota ini sebanyak dua puluh lima kali pukulan?"

Berkata Abu Nawas, "Ampun Tuanku, hamba melakukannya karena sudah sepatutnya dia menerima pukulan itu."

"Apa maksudmu? Coba kau jelaskan sebab musababnya kau memukuli orang ftu?" tanya Baginda.

"Tuanku," kata Abu Nawas, "Hamba dan penunggu pintu gerbang ini telah mengadakan perjanjian bahwa jika hamba diberi hadiah oleh Baginda maka hadiah tersebut akan dibagi dua. Satu bagian untuknya satu bagian untuk saya; Nah pagi tadi hamba menerima hadiah dua puluh lima kali pukulan, maka saya berikan pula hadiah dua puluh lima kali pukulan kepadanya."

"Hai penunggu pintu gerbang, benarkah kau telah mengadakan perjanjian seperti itu dengan Abu Nawas?" tanya Baginda. "Benar Tuanku," jawab penunggu pintu gerbang. "Tapi, hamba tiada mengira jika Baginda memberikan hadiah pukulan."

"Hahahahaha...! Dasar tukang peras, sekarang kena batunya kau!" sahut Baginda. "Abu Nawas tiada bersalah, bahkan sekarang aku tahu bahwa penjaga pintu gerbang kota Baghdad adalah orang yang suka narget, suka memeras orang! Kalau kau tidak merubah kelakuan burukmu itu sungguh aku akan memecat dan menghukum kamu!"

"Ampun Tuanku," sahut penjaga pintu gerbang dengan gemetar. Abu Nawas berkata, "Tuanku, hamba sudah lelah, sudah mau istirahat, tiba-tiba diwajibkan hadir di tempat ini, padahal hamba tiada bersalah. Hamba mohon ganti rugi. Sebab jatah waktu istirahat hamba sudah hilang karena panggilan Tuanku. Padahal besok hamba harus mencari nafkah untuk keluarga hamba." Sejenak Baginda melengak, terkejut atas protes Abu Nawas, namun tiba-tba ia tertawa terbahakbahak,

"Hahahaha... jangan kuatir Abu Nawas. "Baginda kemudian memerintahkan bendahara kerajaan memberikan sekantong uang perak kepada Abu Nawas. Abu Nawas pun pulang dengan hati gembira. Tetapi sesampai di rumahnya Abu Nawas masih bersikap aneh dan bahkan semakin nyentrik seperti orang gila sungguhan. Pada suatu hari Raja Harun Al Rasyid mengadakan rapat dengan para menterinya.

"Apa pendapat kalian mengenai Abu Nawas yang hendak ku angkat sebagai kadi?"

Wazir atau perdana meneteri berkata, "Melihat keadaan Abu Nawas yang semakin parah otaknya maka sebaiknya Tuanku mengangkat orang lain saja menjadi kadi."

Menteri-menteri yang lain juga mengutarakan pendapat yang sama. "Tuanku, Abu Nawas telah menjadi gila karena itu dia tak layak menjadi kadi."

"Baiklah, kita tunggu dulu sampai dua puluh satu hari, karena bapaknya baru saja mati. Jika tidak sembuh-sembuh juga bolehlah kita mencari kadi yang lain saja." Setelah lewat satu bulan Abu Nawas masih dianggap gila, maka Sultan Harun Al Rasyid mengangkat orang lain menjadi kadi atau penghulu kerajaan Baghdad. Konon dalam suatu pertemuan besar ada seseorang bemama Polan yang sejak lama berambisi menjadi Kadi. Ia mempengaruhi orang-orang di sekitar Baginda untuk menyetujui jika ia diangkat menjadi Kadi, maka tatkala ia mengajukan dirinya menjadi Kadi kepada Baginda maka dengan mudah Baginda menyetujuinya.

Begitu mendengar Polan diangkat menjadi kadi maka Abu Nawas mengucapkan syukur kepada Tuhan. "Alhamdulillah... aku telah terlepas dari balak yang mengerikan. Tapi, sayang sekali kenapa harus Polan yang menjadi Kadi, kenapa tidak yang lain saja."

Mengapa Abu Nawas bersikap seperti orang gila? Ceritanya begini:

Pada suatu hari ketika ayahnya sakit parah dan hendak meninggal dunia ia panggil Abu Nawas untuk menghadap. Abu Nawas pun datang mendapati bapaknya yang sudah lemah lunglai. Berkata bapaknya,

"Hai anakku, aku sudah hampir mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku." Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir bapaknya. Ia cium telinga kanan bapaknya, ternyata berbau harum, sedangkan yang sebelah kiri berbau sangat busuk.

"Bagamaina anakku? Sudah kau cium?"
"Benar Bapak!"
"Ceritakankan dengan sejujurnya, baunya kedua telingaku ini."
"Aduh Pak, sungguh mengherankan, telinga Bapak yang sebelah kanan berbau harum sekali. Tapi... yang sebelah kiri kok baunya amat busuk?"
"Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa terjadi begini?"
"Wahai bapakku, cobalah ceritakan kepada anakmu ini."

Berkata Syeikh Maulana. "Pada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tak suka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah resiko menjadi Kadi (Penghulu). Jia kelak kau suka menjadi Kadi maka kau akan mengalami hal yang sama, namun jika kau tidak suka menjadi Kadi maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai Kadi oleh Sultan Harun Al Rasyid. Tapi tak bisa tidak Sultan Harun Al Rasyid pastilah tetap memilihmu sebagai Kadi."

Nah, itulah sebabnya Abu Nawas pura-pura menjadi gila. Hanya untuk menghindarkan diri agar tidak diangkat menjadi kadi, seorang kadi atau penghulu pada masa itu kedudukannya seperti hakim yang memutus suatu perkara. Walaupun Abu Nawas tidak menjadi Kadi namun dia sering diajak konsultasi oleh sang Raja untuk memutus suatu perkara. Bahkan ia kerap kali dipaksa datang ke istana hanya sekedar untuk menjawab pertanyaan Baginda Raja yang aneh-aneh dan tidak masuk akal.

Rabu, 24 April 2013

Kisah Abu Nawas | Tipu Dibalas Tipu

Ada seorang Yogis (Ahli Yoga) mengajak seorang Pendeta bersekongkol akan memperdaya Iman Abu Nawas. Setelah mereka mencapai kata sepakat, mereka berangkat menemui Abu Nawas di kediamannya....

Ketika mereka datang Abu Nawas sedang melakukan salat Dhuha. Setelah dipersilahkan masuk oleh istri Abu Nawas mereka masuk dan menunggu sambil berbincang-bincang santai.
Seusai salat Abu Nawas menyambut mereka. Abu Nawas dan para tamunya bercakap-cakap sejenak.

"Kami sebenarnya ingin mengajak engkau melakukan pengembaraan suci. Kalau engkau tidak keberatan bergabunglah bersama kami." kata Ahli Yoga.

"Dengan senang hati. Lalu kapan rencananya ?" tanya Abu Nawas polos.

"Besok pagi" kata Pendeta.

"Baiklah kalau begitu kita bertemu di warung teh besok" kata Abu Nawas menyanggupi.

Hari berikutnya mereka berangkat bersama. Abu Nawas mengenakan jubah seorang Sufi sedangkan Ahli Yoga dan Pendeta memakai seragam keagamaan mereka masing-masing.
Di tengah jalan mereka mulai diserang rasa lapar karena mereka memang sengaja tidak membawa bekal.

"Hai Abu Nawas, bagaimana kalau engkau saja yang mengumpulkan derma guna membeli makanan untuk kita bertiga. Karena kami akan mengadakan kebaktian" kata Pendeta.

Tanpa banyak bicara Abu Nawas berangkat mencari dan mengumpulkan derma dari dusun satu ke dusun lain. Setelah derma terkumpul, Abu Nawas membeli makanan yang cukup untuk tiga orang.
Abu Nawas kembali ke Pendeta dan Ahli Yoga dengan membawa makanan. Karena sudah tak sanggup menahan rasa lapar Abu Nawas berkata,
"Mari segera kita bagi makanan ini sekarang juga."

"Jangan sekarang, kami sedang berpuasa" kata Ahli Yoga.

"Tetapi aku hanya menginginkan bagianku saja sedangkan bagian kalian terserah pada kalian" kata Abu Nawas menawarkan jalan keluar.

"Aku tidak setuju. Kita harus seiring seirama dalam berbuat apa pun" kata Pendeta.

"Betul aku pun tidak setuju karena waktu makanku besok pagi. Besok pagi aku baru akan berbuka" kata Ahli Yoga.

"Bukankah aku yang engkau jadikan alat pencari derma Dan derma itu sekarang telah kutukar dengan makanan ini. Sekarang kalian tidak mengijinkan aku mengambil bagian sendiri. Itu tidak masuk akal" kata Abu Nawas mulai merasa jengkel.

Namun begitu Pendeta dan Ahli Yoga tetap bersikeras tidak mengijinkan Abu Nawas mengambil bagian yang menjadi haknya.
Abu Nawas penasaran....
la mencoba sekali lagi meyakinkan kawan-kawannya agar mengijinkan ia memakan bagianya. Tetapi mereka tetap saja menolak.
Abu Nawas benar-benar merasa jengkel dan marah namun Abu Nawas tidak memperlihatkan sedikit pun kejengkelan dan kemarahannya.


"Bagaimana kalau kita mengadakan perjanjian" kata Pendeta kepada Abu Nawas.

"Perjanjian apa ?" tanya Abu Nawas.

"Kita adakan lomba. Barangsiapa di antara kita bermimpi paling indah maka ia akan mendapat bagian yang terbanyak yang kedua lebih sedikit dan yang terburuk akan mendapat paling sedikit" Pendeta itu menjelaskan.

Abu Nawas setuju....
la tidak memberi komentar apa-apa.
Malam semakin larut, embun mulai turun ke bumi. Pendeta dan Ahli Yoga mengantuk dan tidur.
Abu Nawas tidak bisa tidur, la hanya berpura-pura tidur.
Setelah merasa yakin kawan-kawannya sudah terlelap Abu Nawas menghampiri makanan itu.
Tanpa berpikir dua kali Abu Nawas memakan habis makanan itu hingga tidak tersisa sedikit pun. Setelah merasa kekenyangan Abu Nawas baru bisa tidur.


Keesokan hari mereka bangun hampir bersamaan. Ahli Yoga dengan wajah berseri-seri bercerita,
"Tadi malam aku bermimpi memasuki sebuah taman yang mirip sekali dengan Nirvana. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini."

Pendeta mengatakan bahwa mimpi Ahli Yoga benar-benar menakjubkan, betul-betul luar biasa.
Kemudian giliran Pendeta menceritakan mimpinya,
"Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Dan ternyata memang benar aku secara tidak sengaja berhasil menyusup ke masa silam dimana pendiri agamaku hidup. Aku bertemu dengan beliau dan yang lebih membahagiakan adalah aku diberkatinya."

Ahli Yoga juga memuji-muji kehebatan mimpi Pendeta, Abu Nawas hanya diam. la bahkan tidak merasa tertarik sedikitpun.
Karena Abu Nawas belum juga buka mulut, Pendeta dan Ahli Yoga mulai tidak sabar untuk tidak menanyakan mimpi Abu Nawas.

"Kalian tentu tahu Nabi Daud alaihis salam.
Beliau adalah seorang nabi yang ahli berpuasa. Tadi malam aku bermimpi berbincang-bincang dengan beliau. Beliau menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. Aku katakan aku berpuasa karena aku memang tidak makan sejak dini hari Kemudian beliau menyuruhku segera berbuka karena hari sudah malam.
Tentu saja aku tidak berani mengabaikan perintah beliau. Aku segera bangun dari tidur dan langsung menghabiskan makanan itu"mrgreen kata Abu Nawas tanpa perasaan bersalah secuil pun.

Sambil menahan rasa lapar yang menyayat-nyayat Pendeta dan Ahli Yoga saling berpandangan satu sama lain.
Kejengkelan Abu Nawas terobati....
Kini mereka sadar bahwa tidak ada gunanya coba-coba mempermainkan Abu Nawas, pasti hanya akan mendapat celaka sendiri.

Kisah Abu Nawas | Menjebak Pencuri

Pada zaman dahulu orang berpikir dengan cara yang amat sederhana. Dan karena kesederhanaan berpikir ini seorang pencuri yang telah berhasil menggondol seratus keping lebih uang emas milik seorang saudagar kaya tidak sudi menyerah. Hakim telah berusaha keras dengan berbagai cara tetapi tidak berhasil menemukan pencurinya.
Karena merasa putus asa pemilik harta itu mengumumkan kepada siapa saja yang telah mencuri harta miliknya merelakan separoh dari jumlah uang emas itu menjadi milik sang pencuri bila sang pencuri bersedia mengembalikan.
Tetapi pencuri itu malah tidak berani menampakkan bayangannya.

Kini kasus itu semakin ruwet tanpa penyelesaian yang jelas. Maksud baik saudagar kaya itu tidak mendapat-tanggapan yang sepantasnya dari sang pencuri.
Maka tidak bisa disalahkan bila saudagar itu mengadakan sayembara yang berisi barang siapa berhasil menemukan pencuri uang emasnya, ia berhak sepenuhnya memiliki harta yang dicuri.

Tidak sedikit orang yang mencoba tetapi semuanya kandas, Sehingga pencuri itu bertambah merasa aman tentram karena ia yakin jati dirinya tak akan terjangkau. Yang lebih menjengkelkan adalah ia juga berpura-pura mengikuti sayembara.
Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa menghadapi orang seperti ini bagaikan menghadapi jin. Mereka tahu kita, sedangkan kita tidak.

Seorang penduduk berkata kepada hakim setempat,
"Mengapa tuan hakim tidak minta bantuan Abu Nawas saja ?"

"Bukankah Abu Nawas sedang tidak ada di tempat ?" kata hakim itu balik bertanya.

"Kemana dia ?" tanya orang itu.

"Ke Damaskus" jawab hakim.

"Untuk keperluan apa ?" orang itu ingin tahu.

"Memenuhi undangan pangeran negeri itu" kata hakim.

"Kapan ia datang ?" tanya orang itu lagi.

"Mungkin dua hari lagi" jawab hakim.

Kini harapan tertumpu sepenuhnya di atas pundak Abu Nawas. Pencuri yang selama ini merasa aman sekarang menjadi resah dan tertekan. la merencanakan meninggalkan kampung halaman dengan membawa serta uang emas yang berhasil dicuri.
Tetapi ia membatalkan niat karena dengan menyingkir ke luar daerah berarti sama halnya dengan membuka topeng dirinya sendiri. la lalu bertekad tetap tinggal apapun yang akan terjadi.

Abu Nawas telah kembali ke Baghdad karena tugasnya telah selesai.
Abu Nawas menerima tawaran mengikuti sayembara menemukan pencuri uang emas. Hati pencuri uang emas itu tambah berdebar tak karuan mendengar Abu Nawas menyiapkan siasat.

Keesokan harinya semua penduduk dusun diharuskan berkumpul di depan gedung pengadilan. Abu Nawas hadir dengan membawa tongkat dalam jumlah besar.
Tongkat-tongkat itu mempunyai ukuran yang sama panjang.
Tanpa berkata-kata Abu Nawas membagi-bagikan tongkat-tongkat yang dibawanya dari rumah. Setelah masing-masing mendapat satu tongkat, Abu Nawas berpidato,

"Tongkat-tongkat itu telah aku mantrai, besok pagi kalian harus menyerahkan kembali tongkat yang telah aku bagikan. Jangan khawatir, tongkat yang dipegang oleh pencuri selama ini menyembunyikan diri akan bertambah panjang satu jari telunjuk. Sekarang pulanglah kalian."

Orang-orang yang merasa tidak mencuri tentu tidak mempunyai pikiran apa-apa. Tetapi sebaliknya, si pencuri uang emas itu merasa ketakutan. la tidak bisa memejamkan mata walaupun malam semakin larut. la terus berpikir keras........
Kemudian ia memutuskan memotong tongkatnya sepanjang satu jari telunjuk dengan begitu tongkatnya akan tetap kelihatan seperti ukuran semula.

Pagi hari orang mulai berkumpul di depan gedung pengadilan. Pencuri itu merasa tenang karena ia yakin tongkatnya tidak akan bisa diketahui karena ia telah memotongnya sepanjang satu jari telunjuk.
Bukankah tongkat si pencuri akan bertambah panjang satu jari telunjuk ?
la memuji kecerdikan diri sendiri karena ia ternyata akan bisa mengelabui Abu Nawas.

Antrian panjang mulai terbentuk. Abu Nawas memeriksa tongkat-tongkat yang dibagikan kemarin. Pada giliran si pencuri tiba Abu Nawas segera mengetahui karena tongkat yang dibawanya bertambah pendek satu jari telunjuk. Abu Nawas tahu pencuri itu pasti melakukan pemotongan pada tongkatnya karena ia takut tongkatnya bertambah panjang.
Pencuri itu diadili dan dihukum sesuai dengan kesalahannya.

Seratus keping lebih uang emas kini berpindah ke tangan Abu Nawas tetapi Abu Nawas tetap bijaksana, sebagian dari hadiah itu diserahkan kembali kepada keluarga si pencuri, sebagian lagi untuk orang-orang miskin dan sisanya untuk keluarga Abu Nawas sendiri.....!

Kisah Abu Nawas | Strategi Maling

Tanpa pikir panjang Abu Nawas memutuskan untuk menjual keledai kesayangannya. Keledai itu merupakan kendaraan Abu Nawas satu-satunya.
Sebenarnya ia tidak tega untuk menjualnya tetapi keluarga Abu Nawas amat membutuhkan uang dan istrinya setuju.

Keesokan harinya Abu Nawas membawa keledai ke pasar. Abu Nawas tidak tahu kalau ada sekelompok pencuri yang terdiri dari empat orang telah mengetahui keadaan dan rencana Abu Nawas.
Mereka sepakat akan memperdaya Abu Nawas. Rencana pun mulai mereka susun......

Ketika Abu Nawas beristirahat di bawah pohon, salah seorang mendekat dan berkata,
"Apakah engkau akan menjual kambingmu ?"

Tentu saja Abu Nawas terperanjat mendengar pertanyaan yang begitu tiba-tiba,
"Ini bukan kambing" kata Abu Nawas."

Kalau bukan kambing, lalu apa ?" tanya pencuri itu selanjutnya.

"Keledai" kata Abu Nawas.

"Kalau engkau yakin itu keledai, jual saja ke pasar dan tanyakan pada mereka" kata komplotan pencuri itu sambil berlalu.

Abu Nawas tidak terpengaruh. Kemudian ia meneruskan perjalanannya. Ketika Abu Nawas sedang menunggang keledai, pencuri kedua menghampirinya dan berkata,

"Mengapa kau menunggang kambing" kata pencuri kedua.

"Ini bukan kambing tapi keledai"

"Kalau itu keledai aku tidak bertanya seperti itu, dasar orang aneh, kambing kok dikatakan keledai"

"Kalau ini kambing aku tidak akan menungganginya" jawab Abu Nawas tanpa ragu.

"Kalau engkau tidak percaya, pergilah ke pasar dan tanyakan pada orang-orang di sana" kata pencuri kedua sambil berlalu.


Abu Nawas belum terpengaruh dan ia tetap berjalan menuju pasar. Pencuri ketiga datang menghampiri Abu Nawas,
"Hai Abu Nawas akan kau bawa ke mana kambing itu ?"

Kali ini Abu Nawas tidak segera menjawab. la mulai ragu, sudah tiga orang mengatakan kalau hewan yang dibawanya adalah kambing.

Pencuri ketiga tidak menyia-nyiakan kesempatan. la makin merecoki otak Abu Nawas, "Sudahlah, biarpun kau bersikeras hewan itu adalah keledai nyatanya itu adalah kambing, kambing.......kambiiiiiing !"

Abu Nawas berhenti sejenak untuk beristirahat di bawah pohon.
Pencuri keempat melaksanakan strategi busuknya. la duduk di samping Abu Nawas dan mengajak tokoh cerdik ini untuk berbincang-bincang.

"Ahaa, bagus sekali kambingmu ini...!" pencuri keempat membuka percakapan.

"Kau juga yakin ini kambing ?" tanya Abu Nawas.

"Lho ? ya jelas sekali kalau hewan ini adalah kambing. Kalau boleh aku ingin membelinya"

"Berapa kau mau membayarnya ?" tanya Abu Nawas.

"Tiga dirham !" jawab pencuri itu.

Abu Nawas pun setuju. Setelah menerima uang dari pencuri keempat kemudian Abu Nawas langsung pulang.
Setiba di rumah Abu Nawas dimarahi istrinya.
"Jadi keledai itu hanya engkau jual tiga dirham lantaran mereka mengatakan bahwa keledai itu kambing ?"

Abu Nawas tidak bisa menjawab. la hanya mendengarkan ocehan istrinya dengan setia sambil menahan rasa dongkol. Kini ia baru menyadari kalau sudah diperdayai oleh komplotan pencuri yang menggoyahkan akal sehatnya.

Abu Nawas merencanakan sesuatu.....
la pergi ke hutan mencari sebatang kayu untuk dijadikan sebuah tongkat yang nantinya bisa menghasilkan uang....

Rencana Abu Nawas ternyata berjalan lancar. Hampir semua orang membicarakan keajaiban tongkat Abu Nawas. Berita ini juga terdengar oleh para pencuri yang telah menipu Abu Nawas. Mereka langsung tertarik bahkan mereka melihat sendiri ketika Abu Nawas membeli barang atau makan tanpa membayar tetapi hanya dengan mengacungkan tongkatnya. Mereka berpikir kalau tongkat itu bisa dibeli maka tentu mereka akan kaya karena hanya dengan mengacungkan tongkat itu mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Akhirnya mereka mendekati Abu Nawas dan berkata,
"Apakah tongkatmu akan dijual ?"

"Tidak" jawab Abu Nawas dengan cuek.

"Tetapi kami bersedia membeli dengan harga yang amat tinggi" kata mereka.

"Berapa ?" kata Abu Nawas pura-pura merasa tertarik.

"Seratus dinar uang emas" kata mereka tanpa ragu-ragu.

"Tetapi tongkat ini adalah tongkat wasiat satu-satunya yang aku miliki" kata Abu Nawas sambil tetap berpura- pura tidak ingin menjual tongkatnya.

"Dengan uang seratus dinar engkau sudah bisa hidup enak" Kata mereka makin penasaran.

Abu Nawas diam beberapa saat sepertinya merasa keberatan sekali.
"Baiklah kalau begitu" kata Abu Nawas kemudian sambil menyerahkan tongkatnya.


Setelah menerima seratus dinar uang emas Abu Nawas segera melesat pulang. Para pencuri itu segera mencari warung terdekat untuk membuktikan keajaiban tongkat yang baru mereka beli.
Seusai makan mereka mengacungkan tongkat itu kepada pemilik kedai. Tentu saja pemilik kedai marah,

"Apa maksudmu mengacungkan tongkat itu padaku ?"

"Bukankah Abu Nawas juga mengacungkan tongkat ini dan engkau membebaskannya ?" tanya para pencuri itu.

"Benar....Tetapi engkau harus tahu bahwa Abu Nawas menitipkan sejumlah uang kepadaku sebelum makan di sini !"

"Gilaaaa ! Ternyata kita tidak mendapat keuntungan sama sekali menipu Abu Nawas malahan Kita rugi besar" umpat para pencuri dengan rasa dongkol.

Kisah Abu Nawas | Debat Kusir Tentang Ayam

Kisah Abu Nawas | Debat Kusir Tentang Ayam
Kisah Sebelumnya : Kisah Abu Nawas | Mengecoh Monyet

Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal.
Barang siapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.

Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur, Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang.
Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.

Aturan main sayembara itu ada dua.
Pertama, jawaban harus masuk akal.
Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.

Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung dan beliau memanggil peserta pertama, lalu Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar. Baginda bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam ?"

"Telur" jawab peserta pertama.

"Apa alasannya ?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur" kata peserta pertama menjelaskan.

"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu ?" sanggah Baginda.

Peserta pertama pucat pasi, Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. Ia tidak bisa menjawab dan tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara.


Kemudian peserta kedua maju. la berkata,
"Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan"

"Bagaimana bisa bersamaan ?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur dan bila telur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami" kata peserta kedua dengan mantap.

"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan ?" sanggah Baginda memojokkan.

Peserta kedua bingung, ia pun dijebloskan ke dalam penjara.


Lalu giliran peserta ketiga. la berkata :
"Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur"

"Sebutkan alasanmu" kata Baginda.

"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina" kata peserta ketiga meyakinkan.

"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada" kata Baginda memancing.

"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri" peserta ketiga berusaha menjelaskan.

"Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya ?" sanggah Baginda.

Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda lalu ia pun dimasukkan ke penjara.


Kini tiba giliran Abu Nawas. la berkata,
"Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam"

"Coba terangkan secara logis." kata Baginda ingin tahu.

"Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam" kata Abu Nawas singkat.

Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak menyanggah alasan Abu Nawas...mrgreen.

Kisah Abu Nawas | Mengecoh Monyet

Kisah Abu Nawas | Mengecoh Monyet
Kisah Sebelumnya : Kisah Abu Nawas | Taruhan Yang Berbahaya

Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai, ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.
"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.

"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib"

"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.

"Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja" kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.
Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat monyet itu mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Monyet itu tetap menggeleng-gelengkan kepala.

Melihat kegigihan monyet itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang itu Abu Nawas bertanya,
"Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng.
"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyet itu tetap menggeleng.
"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyet itu mulai ragu.
"Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu" lanjut Abu Nawas mulai mengancam.

Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk. Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyet itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik monyet itu malu bukan kepalang.
Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia melatih monyetnya mengangguk-angguk. Bahkan ia mengancam akan menghukum berat monyetnya bila sampai bisa dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.

Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton tidak sanggup memaksa monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.

"Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu Nawas. Monyet itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.

Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.
"Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk .
"Baiklah, bolehkah kugosok selangkangmu dengan balsam?" Monyet itu mengangguk.
Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu. Tentu saja monyet itu merasa agak kepanasan dan mulai-panik.

Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar dan bungkusan itu juga berisi balsam.
"Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?" Abu Nawas mulai mengancam. Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah.

Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik.
Ah, jangankan seekor monyet, manusia paling pandai saja bisa dikecoh Abu Nawasmrgreen!

Kisah Abu Nawas | Taruhan Yang Berbahaya

 Berjumpa lagi dengan kisah-kisah lucu dari sang sufi, Abu Nawas Sang Penggeli Hati. Setelah kemarin kami memposting Kisah Abu Nawas | Ketenangan Hati dan pada kesempatan kali ini kami ingin berbagi cerita lucu lain Abu Nawas dengan judul Kisah Abu Nawas : Taruhan Yang Berbahaya.
Selamat Menikmati Hidangan....

Pada suatu sore ketika Abu Nawas ke warung teh, kawan-kawannya sudah berada di situ. Mereka memang sengaja sedang menunggu Abu Nawas.
"Nah ini Abu Nawas datang" kata salah seorang dari mereka.

"Ada apa?" kata Abu Nawas sambil memesan secangkir teh hangat.

"Kami tahu engkau selalu bisa melepaskan diri dari perangkap-perangkap yang dirancang Baginda Raja Harun Al Rasyid. Tetapi kami yakin kali ini engkau pasti dihukum Baginda Raja bila engkau berani melakukannya" kawan-kawan Abu Nawas membuka percakapan.

"Apa yang harus kutakutkan. Tidak ada sesuatu apapun yang perlu ditakuti kecuali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala" kata Abu Nawas menentang.

"Selama ini belum pernah ada seorang pun di negeri ini yang berani memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid. Bukankah begitu hai Abu Nawas ?" tanya kawan Abu Nawas.

"Tentu saja tidak ada yang berani melakukan hal itu karena itu adalah pelecehan yang amat berat hukumannya pasti dipancung" kata Abu Nawas memberitahu.

"Itulah yang ingin kami ketahui darimu. Beranikah engkau melakukannya ?" kata kawan Abu Nawas.

"Sudah kukatakan bahwa aku hanya takut kepada Allah saja. Sekarang apa taruhannya bila aku bersedia melakukannya ?" Abu Nawas ganti bertanya.

"Seratus keping uang emas, disamping itu Baginda harus tertawa tatkala engkau pantati." kata mereka.


Abu Nawas pulang setelah menyanggupi tawaran yang amat berbahaya itu. Kawan-kawan Abu Nawas tidak yakin Abu Nawas sanggup membuat Baginda Raja tertawa apalagi ketika dipantati.
Kayaknya kali ini Abu Nawas harus berhadapan dengan algojo pemenggal kepala.

Minggu depan Baginda Raja Harun Al Rasyid akan mengadakan jamuan kenegaraan. Para menteri, pegawai istana dan orang-orang dekat Baginda diundang, termasuk Abu Nawas.
Abu Nawas merasa hari-hari berlalu dengan cepat karena ia harus menciptakan jalan keluar yang paling aman bagi keselamatan lehernya dari pedang algojo. Tetapi bagi kawan-kawan Abu Nawas hari-hari terasa amat panjang karena mereka tak sabar menunggu pertaruhan yang amat mendebarkan itu.

Persiapan-persiapan di halaman istana sudah dimulai. Baginda Raja menginginkan perjamuan nanti meriah karena Baginda juga mengundang raja-raja dari negeri sahabat.
Ketika hari yang dijanjikan tiba, semua tamu sudah datang kecuali Abu Nawas.
Kawan-kawan Abu Nawas yang menyaksikan dari jauh merasa kecewa karena Abu Nawas tidak hadir.
Namun temyata mereka keliru, Abu Nawas bukannya tidak datang tetapi terlambat sehingga Abu Nawas duduk di tempat yang paling belakang.

Ceramah-ceramah yang mengesankan mulai disampaikan oleh para ahli pidato. Dan tibalah giliran Baginda Raja Harun Al Rasyid menyampaikan pidatonya.
Seusai menyampaikan pidato Baginda melihat Abu Nawas duduk sendirian di tempat yang tidak ada karpetnya. Karena merasa heran Baginda bertanya,

"Mengapa engkau tidak duduk di atas karpet ?" tanya Baginda keheranan.

"Paduka yang mulia, hamba haturkan terima kasih atas perhatian Baginda. Hamba sudah merasa cukup bahagia duduk di sini" kata Abu Nawas.

"Wahai Abu Nawas, majulah dan duduklah di atas karpet nanti pakaianmu kotor karena duduk di atas tanah" Baginda Raja menyarankan.

"Ampun Tuanku yang mulia, sebenarnya hamba ini sudah duduk di atas karpet" kata Abu Nawas.

Baginda bingung mendengar pengakuan Abu Nawas. Karena Baginda melihat sendiri Abu Nawas duduk di atas lantai.

"Karpet yang mana yang engkau maksudkan wahai Abu Nawas ?" tanya Baginda masih bingung.

"Karpet hamba sendiri Tuanku yang mulia. Sekarang hamba selalu membawa karpet ke manapun hamba pergi." Kata Abu Nawas seolah-olah menyimpan misteri.

"Tetapi sejak tadi aku belum melihat karpet yang engkau bawa" kata Baginda Raja bertambah bingung.

"Baiklah Baginda yang mulia, kalau memang ingin tahu maka dengan senang hati hamba akan menunjukkan kepada Paduka yang mulia" kata Abu Nawas sambil beringsut-ringsut ke depan.

Setelah cukup dekat dengan Baginda, Abu Nawas berdiri kemudian menungging menunjukkan potongan karpet yang ditempelkan di bagian pantatnya.
Abu Nawas kini seolah-olah memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid. Melihat ada sepotong karpet menempel di pantat Abu Nawas, Baginda Raja tak bisa membendung tawa sehingga beliau terpingkal-pingkal diikuti oleh para undangan.

Menyaksikan kejadian yang menggelikan itu kawan-kawan Abu Nawas merasa kagum. Mereka harus rela melepas seratus keping uang emas untuk Abu Nawas... mrgreen gkgkgkgk

Kisah Abu Nawas | Ketenangan Hati

Setelah pada postingan kemarin, yaitu Kisah Abu Nawas | Pintu Akhirat telah kita simak betapa cerdik dan licin nya Abu Nawas menghadapi jebakan dari sang Baginda. Kali ini kita akan melanjutkan kisah Abu Nawas dengan judul Kisah Abu Nawas Ketenangan Hati

Sudah lama Abu nawas tidak dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda. Abu nawas juga sudah lama tidak muncul di kedai teh.
Kawan-kawan Abu nawas banyak yang merasa kurang bergairah tanpa kehadiran Abu nawas. Tentu saja keadaan kedai tak semarak karena Abu nawas si pemicu tawa tidak ada.

Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari masalah pelik yang dihadapinya.
Salah seorang teman Abunawas ingin mencoba menolong.

"Cobalah utarakan kesulitanmu kepadaku barang-kali aku bisa membantu." kata kawan Abu nawas.

"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit, Sedangkan aku tinggal bersama istri dan kedelapan anak-anakku. Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasa bahagia." kata orang itu membeberkan kesulitannya.

Kawan Abu nawas tidak mampu memberikan jalan keluar, juga yang lainnya sehingga mereka menyarankan agar orang itu pergi menemui Abu nawas di rumahnya saja.
Orang itu pun pergi ke rumah Abu nawas. Dan kebetulan Abu Nawas sedang mengaji. Setelah mengutarakan kesulitan yang sedang dialami, Abu nawas bertanya kepada orang itu.

"Punyakah engkau seekor domba ?" tanya Abu Nawas

"Tidak, tetapi aku mampu membelinya." jawab orang itu.

"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu." Abu nawas menyarankan.

Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang disarankan Abunawas.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.
"Wahai Abu nawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba." kata orang itu mengeluh.

"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu" kata Abu nawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian dimasukkan ke dalam rumahnya.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas,aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun begitu aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak penghuninya. Kami bertambah merasa tersiksa." kata orang itu dengan wajah yang semakin muram.

"Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu" kata Abu Nawas menyarankan.

Orang itu tidak membantah. la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di dalam rumahnya.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata,
"Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan dari pada hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu." kata orang itu putus asa.

"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu." kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung menjual anak unta yang baru dibelinya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu dan bertanya,
"Bagaimana keadaan kalian sekarang?"

"Keadaannya sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal disini." kata orang itu tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu sekarang juallah unggas-unggasmu" kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung menjual unggas- unggasnya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu,
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" Abu Nawas bertanya.

"Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak tinggal bersama kami." kata orang itu dengan wajah ceria.

"Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu" kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual dombanya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. la bertanya,

"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?"

"Kami merasakan rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Dan kami sekarang merasa lebih berbahagia daripada dulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas" kata orang itu dengan wajah berseri-seri.

"Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu" kata Abu Nawas menjelaskan.

Dan sebelum Abu Nawas pulang, ia bertanya kepada orang itu,
"Apakah engkau sering berdoa ?"

"Ya." jawab orang itu.

"Ketahuilah bahwa doa seorang hamba tidak mesti diterima oleh Allah karena manakala Allah membuka pintu pemahaman kepada engkau ketika Dia tidak memberi engkau, maka ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang sebenarnya"

Demikianlah Kisah Abu Nawas Sang Penggeli Hati Kisah Abu Nawas Ketenangan Hati,

Kisah Abu Nawas | Pintu Akhirat

Kembali berjumpa dengan kami dalam kisah-kisah lucu dari tokoh sufi Abu Nawas.
Kali ini kami akan mengshare kisah Abu Nawas dengan tema Kisah Abu Nawas : Pintu Akhirat

Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak.
Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzakh.
Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata ?"

Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata,
"Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain.
Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur ?
Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikeliligi ular-ular.
Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzakh ?"


Baginda Raja terkesan dengan penjelasan ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya tentang alam akhirat. Dikatakan bahwa di surga tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda-benda itu adalah mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang-barang di surga karena barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking indahnya maka satu mahkota jauh lebih bagus dari dunia dan isinya.

Baginda makin terkesan, Beliau pulang kembali ke istana.
Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas.
Abu Nawas pun dipanggil.
Setelah Abu Nawas menghadap, Baginda berkata :

"Aku menginginkan engkau sekarang juga berangkat ke surga kemudian bawakan aku sebuah mahkota surga yang katanya tercipta dari cahaya itu.
Apakah engkau sanggup Abu Nawas ?"

"Sanggup Paduka yang mulia" kata Abu Nawas langsung menyanggupi tugas yang mustahil dilaksanakan itu. "Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu sarat yang akan hamba ajukan."

"Sebutkan syarat itu" kata Baginda Raja.

"Hamba mohon Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya" kata Abu Nawas.

"Pintu apa ?" tanya Baginda belum mengerti.

"Pintu alam akhirat" jawab Abu Nawas.

"Apa itu ?" tanya Baginda ingin tahu.

"Kiamat, wahai Paduka yang mulia. Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzakh adalah kematian dan pintu alam akhirat adalah kiamat.
Surga berada di alam akhirat. Bila Baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus kiamat terlebih dahulu."


Mendengar penjelasan Abu Nawas Baginda Raja terdiam. Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi,
"Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga ?"

Baginda Raja tidak menjawab. Beliau diam seribu bahasa, Sejenak kemudian Abu Nawas mohon diri karena Abu Nawas sudah tahu jawabnya.

Demikianlah kisah Abu Nawas Pintu Akhirat, dan tunggu saja kekocakkan Abu Nawas dalam kisah yang lain....

Kisah Abu Nawas | Botol Ajaib

Kali ini kami akan memposting kisah abunawas yang berjudul BOTOL AJAIB

Tidak ada henti-henti nya, tidak ada kapok-kapok nya Baginda Raja selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yg aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana.

Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman.
"Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin." kata Baginda Raja memulai pembicaraan.

"Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil." tanya Abu Nawas.

"Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya" kata Baginda.

Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin.
Karena angin tidak bisa dilihat.Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat, Sedangkan angin tidak.

Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak begitu sedih karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan.
la yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi dan dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.

Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap.

Mungkin sudah takdir kayaknya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda. la berjalan gontai menuju istana. Di sela-sela kepasrahannya kepada takdir ia ingat sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya.

"Bukankah jin itu tidak terlihat ?" Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri.
la berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian menuju istana.

Di pintu gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya. Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas.

"Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai Abu Nawas ?"

"Sudah Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas dengan muka berseri-seri sambil mengeluarkan botol yang sudah disumbat. Kemudian Abu Nawas menyerahkan botol itu.

Baginda menimang-nimang botol itu.
"Mana angin itu, hai Abu Nawas ?" tanya Baginda.

"Di dalam, Tuanku yang mulia" jawab Abu Nawas penuh takzim.

"Aku tak melihat apa-apa" kata Baginda Raja.

"Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu" kata Abu Nawas menjelaskan.

Setelah tutup botol dibuka Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyengat hidung.
"Bau apa ini, hai Abu Nawas ?" tanya Baginda marah.

"Ampun Tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol" kata Abu Nawas ketakutan.

Tetapi Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. Dan untuk kesekian kali Abu Nawas selamatmrgreen...


Selasa, 09 April 2013

Kumpulan Lirik Lagu MUSE

SHOWBIZ (1999)
 
Cave
Songwriters: N/A
Leave me alone it’s nothing serious
I’ll do it myself
It’s got nothing to do with you
And there’s nothing that you could do
You can see it and you can almost hear it too
You can almost taste it
It’s nothing to do with you
And it’s still nothing that you can do
So come in my cave
And I’ll burn your heart away
Come in my cave
I’ll burn your heart away
Please close your ears
And try to look away
So you never hear a single word I say
And don’t ever come my way
So come in my cave
And I’ll burn your heart away
Come in my cave
And arrest me for my mistakes
Escape
Songwriters: N/A
You would say anything
You would try anything
To escape your meaningless
And your insignificance
You’re uncontrolable
And we are unloveable
And I don’t want you to think that I care
I never would
I never could
Again
Why can’t you just love her?
Why be such a monster?
You bully from a distance
Your brain needs some assistance
But I’ll still take all the blame
‘Cause you and me are both one and the same
And it’s driving me mad
And it’s driving me mad
I’ll take back all the things that I said
I didn’t realise I was always talking to the living dead
And I don’t want you to think that I care
I never would
I never could
Again
You would say anything
You would try anything
To escape your meaningless
And your insignificance
Falling Down
Songwriters: N/A
Complimentary “Falling Down” Ringtone
I’m falling down
And fifteen thousand people scream
They were all begging for your dream
I’m falling down
Five thousand houses burning down
No-one is gonna save this town
Too late
I already found what I was looking for
You know it wasn’t here
No it wasn’t here
I was calling your name
But you would never hear me sing
You wouldn’t let me begin
So I’m crawling away
‘Cause you broke my heart in two
No, I will not forget you
Too late
I already found what I was looking for
You know it wasn’t you
No, it wasn’t you
Noooooo
Falling away
You would never see me through
No, I could not forget you
Falling down
Five thousand house burning down
No-one is gonna save this town
Too late
I already found what I was looking for
You know it wasn’t you
No, it wasn’t you
No
Falling down
Now the world is upside down
I’m heading straight for the clouds
Fillip
Songwriters: N/A
It’s happening soon
It’s happening soon
It’s scent has been blowing in my direction
To me it is new
To me it is new
And it’s not gonna change for anybody
And it’s gonna be
Our last memory
And it’s led me on
And on to you
It’s got to be here
It’s got to be there
It’s got to be now
Or I’ll lose forever
To me it is strange
This feeling is strange
But it’s not gonna change for anybody
And it’s gonna be
Our last memory
And it’s led me on
And on to you
Accuse me
Trust me
I never knew
That you were the one
You were the one
Oh
And it’s gonna be
Our last memory
And it’s led me on
And on to you
And it’s gonna be
Our last memory
And it’s led me on
And on to you
You
Hate This & I’ll Love You
Songwriters: N/A
Oh I am growing tired
Of allowing you to steal
Everything I have
You’re making me feel
Like I was born to service you
But I am growing by the hour
You left us far behind
So we all discard our souls
And blaze through your skies
So unafraid to die
‘Cause I was born to destroy you
And I am growing by the hour
And I’m getting strong in every way
Yeah, Yeah
You led me on
You led me on
You
Oh, and I’m getting strong in every way
Yeah, Yeah
Muscle Museum
Songwriters: N/A
She had something to confess to
But you don’t have the time so
Look the other way
You will wait until it’s over
To reveal what you’d never shown her
Too little much too late
Too long trying to resist it
You’ve just gone and missed it
It’s escaped your world
Can you see that I am needing
Begging for so much more
Than you could ever give
And I don’t want you to adore me
Don’t want you to ignore me
When it pleases you
And I’ll do it on my own
I have played in every toilet
But you still want to spoil it
To prove I’ve made a big mistake
Too long trying to resist it
You’ve just gone and missed it
It’s escaped your world
Can you see that I am needing
Begging for so much more
Than you could ever give
And I don’t want you to adore me
Don’t want you to ignore me
When it pleases you
And I’ll do it on my own
I’ll do it on my own
Overdue
Songwriters: N/A
You needed it when I was away
And no matter what I say
Your’ll never forget when I wasn’t there so
Why should I care?
I’m young but I know that I’m aroused
You know that I care
You should have been there
You know that I care
You should have been there
It doesn’t matter where I have gone
I just can’t afford to
Pay for all the mistakes that you have made
It’s about time I was paid
I’m young but I know that I’m aroused
You know that I care
You should have been there
You know that I care
You should have been there
You know that I care
You should have been there
You know that I care
You should have been there
You know that I care
You should have been there
You know that I care
You should have been there
Showbiz
Songwriters: N/A
Controlling my feelings for too long
Controlling my feelings for too long
Controlling my feelings for too long
Controlling my feelings for too long
Forcing our darkest souls to unfold
And forcing our darkest souls to unfold
Pushing us into self destruction
Pushing us into self destruction
And they make me
Make me dream your dreams
And they make me
Make me scream your screams
Trying to please you for too long
Trying to please you for too long
Vision of greed you wallow
Rhythms of greed you wallow
Vision of greed you wallow
Rhythms of greed you wallow
And they make me
Make me dream your dreams
And they make me
Make me scream your screams
Controlling my feelings for too long
Controlling my feelings for too long
And forcing our darkest souls to unfold
And forcing our darkest souls to unfold
And pushing us into self destruction
And pushing us into self destruction
And they make me
Make me dream your dreams
And they make me
Make me scream your screams
Sober
Songwriters: N/A
Royal Canadian blended
The spicy aroma had mended me
Matured for years and imported
Into my glass you poured it
And you’re the only reason
That I remain unfrozen
Suppose it stands to reason
That you would turn on me
You’re so solid
You’re so solid
It burns inside of me
Cause you’re so solid
It burns inside of me
The wild turkey’s been chosen
Its caramel nose could smell me
Arbourler/Jameson I love you
The single malts came burning
And you’re the only reason
That I remain unfrozen
Suppose it stands to reason
That you would turn on me
You’re so solid
You’re so solid
It burns inside of me
Cause you’re so solid
It burns inside of me
Royal Canadian Blended
The spicy aroma had mended me
And you’re the only reason
That I remain unfrozen
Suppose it stands to reason
That you would turn on me
You’re so solid
You’re so solid
It burns inside of me
Cause you’re so solid
It burns inside of me
Sunburn
Songwriters: N/A
Come waste your millions here
Secretly she sneers
Another corporate show
A guilty conscience grows
I’ll feel a guilty conscience grow
I’ll feel a guilty conscience grow
She burns like the sun
And I can’t look away
And she’ll burn our horizons make no mistake
Come let the truth be shared
No-one ever dared
To break these endless lies
Secretly she cries
She burns like the sun
And I can’t look away
And she’ll burn our horizons make no mistakeAnd I’ll hide from the world
Behind a broken frame
And I’ll burn forever
I can’t face the shame
And I’ll hide from the world
Behind a broken frame
And I’ll burn forever
I can’t face the shame
Unintended
Songwriters: N/A
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You could be the one I’ll always love
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I’ll always love
I’ll be there as soon as I can
But I’m busy mending broken pieces of the life I had before
First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You should be the one I’ll always love
I’ll be there as soon as I can
But I’m busy mending broken pieces of the life I had before
I’ll be there as soon as I can
But I’m busy mending broken pieces of the life I had before
Before you
Uno
This means nothing to me
‘Cause you are nothing to me
And it means nothing to me
That you blew this away
‘Cause you could have been number one
If you only found the time
And you could have ruled the whole world
If you had the chance
You could have been number one
And you could have ruled the whole world
And we could have had so much fun
But you blew it away
You’re still nothing to me
And this is nothing to me
And you don’t know what you’ve done
But I’ll give you a clue
You could have been number one
If you only had the chance
And you could have ruled the whole world
If you had the time
You could have been number one
And you could have ruled the whole world
And we could have had so much fun
But you blew it away
You could have been number one
And you could have ruled the whole world
And we could have had so much fun
But you blew it away
ORIGIN OF SYMMETRY (2001)
Bliss
Everything about you is how I wanna be
Your freedom comes naturally
Everything about you resonates happiness
Now I wont settle for less
Give me all the peace and joy in your mind
Everything about you pains my envying
Your soul cant hate anything
Everything about you is so easy to love
Theyre watching you from above
Give me all the peace and joy in your mind
I want the peace and joy in your mind
Give me the peace and joy in your mind
Everything about you resonates happiness
Now I wont settle for less
Give me all the peace and joy in your mind
I want the peace and joy in your mind
Give me the peace and joy in your mind
Muse Citizen Erased Lyrics
Songwriters: N/A
break me in, teach us to cheat
and to lie, cover up
what shouldn’t be shared?
all the truth’s unwinding
scraping away at my mind
please stop asking me to describe
for one moment
i wish you’d hold your stage
with no feelings at all
open minded
i’m sure i used to be so free
self-expressed, exhausting for all
to see and to be
what you want and what you need
the truth’s unwinding
scraping away at my mind
please stop asking me to describe
for one moment
i wish you’d hold your stage
with no feelings at all
open minded
i’m sure i used to be so free
for one moment
i wish you’d hold your stage
with no feelings at all
open minded
i’m sure i used to be so free
wash me away
clean your body of me
erase all the memories
they will only bring us pain
and i’ve seen, all i’ll ever need 
Dark Shines
Songwriters: N/A
passing by you light up my darkest skies
you’ll take only seconds to draw me in
so be mine and your innocence i will consume
dark shines
bringing me down
making my heart feel sore
because it’s good
hold your hands up to your eyes again
hide from the scary scenes, suppress your fears
so be mine and your innocence i will consume
dark shines
bringing me down
making my heart feel sore
because it’s good
you’re dark shines
bringing me down
making my heart feel sore
because it’s good
Feeling Good
Songwriters: N/A
Birds flying high you know how I feel
Sun in the sky you know how I feel
Reeds driftin’ on by you know how I feel
It’s a new dawn
It’s a new day
It’s a new life
For me
And I’m feeling good
Fish in the sea you know how I feel
River running free you know how I feel
Blossom in the tree you know how I feel
It’s a new dawn
It’s a new day
It’s a new life
For me
And I’m feeling good
Dragonfly out in the sun you know what I mean, don’t you know
Butterflies all havin’ fun you know what I mean
Sleep in peace when the day is done
And this old world is a new world
And a bold world
For meStars when you shine you know how I feel
Scent of the pine you know how I feel
Oh freedom is mine
And I know how I feel
It’s a new dawn
It’s a new day
It’s a new life
For me
And I’m feeling good 
Hyper Music
Songwriters: N/A
your golden skies feed my role
in this forgotten space race under my control
who’s returned from the dead?
who remains?
you know i don’t want you and i never did
i don’t want you and i never will
you wanted for more than i was worth
and you think i was scared
and you needed proof
who really cares anymore?
who restrains?
you know i don’t love you and i never did
i don’t want you and i never will
Megalomania
Songwriters: N/A
paradise comes at a price
that i am not prepared to pay
what were we built for?
could someone tell me please?
the good news is, she can’t have babies
and wont accept gifts from me
what are they for?
they’ll just grow up, and break the laws you’ve loved
take off your disguise
i know that underneath it’s me
useless device, it won’t suffice
i want a new game to play
when i am gone
it won’t be long, before i disturb you in the dark
paradise comes at a price
that i am not prepared to pay
what were we built for?
will someone tell me please?
take off your disguise
i know that underneath it’s me
Micro Cuts
Songwriters: N/A
hands are red with your blame
megaphone screaming my name
whimpers someone i should’ve loved
souls weeping above
i’ve seen what you’re doing to me
destroying puppet strings
to our souls
micro waves me insane
a blaine cuts in your brain
sounds like forks on a plate
blackboard scratched with hate
i’ve seen what you’re doing to me
destroying puppet strings
to our souls
Muse New Born Lyrics
Songwriters: N/A
link it to the world
link it to yourself
stretch it like a birth squeeze
the love for what you hide
for bitterness inside
is growing like the new born
when you’ve seen, seen too much
too young, young
soulless is everywhere
hopeless time to roam
the distance to your home
fades away to nowhere
how much are you worth?
you can’t come down to earth
you’re swelling up
you’re unstoppable
cos you’ve seen
seen too much
and too young
young
soulless is everywhere
destroy the spineless
show me it’s real
wasting our last chance
to come away
just break a silence
cause i’m drifting away
away from you
yeah link it to the world
link it to yourself
stretch it like it’s a birth squeeze
and the love for what you hide
and the bitterness inside
is growing like the new born
when you’ve seen, seen too much
too young, young
soulless is everywhere
destroy the spineless
show me it’s real
wasting our last chance
to come away
just break a silence
cause i’m drifting away
away from you
oooohhhhaaaaaahhhhh
Plug In Baby
Songwriters: N/A
I’ve exposed your lies, baby
The underneaths no big surprise
now its time, for changing
and cleansing everything
to forget your love
And my plug in baby
Crucifies my enemies
When I’m tired of giving
Whoa
And my plug in baby
In unbroken virgin realities
I’m tired of living
Oohhh
Dont confuse
Baby you’re gonna loose
Your own game
Change me
And replace the envying
To forget your love
And my plug in baby
Crucifies my enemies
When I’m tired of giving
Whoa
And my plug in baby
In unbroken virgin realities
I’m tired of giving
And I’ve seen your loving
And mine is gone
And i’ve been in trouble
Oohhh yeah
Screenager
who’s so phoney and always surrounded?
stop you’re screaming, no one can hear
all the scars on your skin, post no bills
who you were
was so beautiful
remember who… who you where
hide from the mirror, the cracks and the memories
hide from your family, they won’t know you now
for all the holes in our soul host no thrills
who you were
was so beautiful
memories who… who you where
Space Dementia
Songwriters: N/A
H 8 is the one for me
It gives me all I need
And helps me co-exist with the chill
You make me sick because I adore you so
I love all the dirty tricks
And twisted games you play on me
Space dementia in your eyes and
Peace will arise and tear us apart
And make us meaningless again
You’ll make us want to die
I’d cut your name in my heart
We’ll destroy this world for you
I know you want me to feel your pain
Space dementia in your eyes and
Peace will arise and tear us apart
And make us meaningless again

ABSOLUTION (2003)

Apocalypse Please
Songwriters: N/A
declare this an emergency
come on and spread a sence of urgency
and pull us through
and pull us through
and this is the end
this is the end of the world
its time we saw a miracle
cone on its time for something biblical
to pull us through
and pull us through
and this is the end
this is the end of the world
proclaim eternal victory
come on and change the course of history
and pull us through
and pull us throuh
and this is the end
this is the end of the world
Blackout
Songwriters: N/A
Don’t kid yourself
And don’t fool yourself.
This love’s too good to last,
And I’m too old to change.
Don’t grow up too fast
And don’t embrace the past.
This life’s too good to last,
And I’m too young to care.
(Interlude)
Don’t kid yourself
And don’t fool yourself.
This life could be the last
And you’re too young to see.
Woah…
Butterflies And Hurricanes
Songwriters: N/A
Change everything you are
and everything you were
your number has been called
Fights and battles have begun
revenge will surely come
your hard times are ahead
Best you’ve got to be the best
you’ve got to change the world
and use this chance to be heard
your time is now
Interlude
Change everything you are
and everything you were
your number has been called
Fights and battles have begun
revenge will surely come
your hard times are ahead
Best you’ve got to be the best
you’ve got to change the world
and use this chance to be heard
your time is now
Interlude
Don’t let yourself down
don’t let yourself go
your last chance has arrived
Best you’ve got to be the best
you’ve got to change the world
and use this chance to be heard
your time is now
Endlessly 
there’s a part in me you’ll never know
the only thing I’ll never show
hopelessly I’ll love you endlessly
hopelessly I’ll give you everything
but I won’t give you up
I won’t let you down
and I won’t leave you falling
If the moment ever comes
It’s plain to see it’s trying to speak
cherished dreams forever asleep
hopelessly I’ll love you endlessly
hopelessly I’ll give you everything
but I won’t give you up
I won’t let you down
and I won’t leave you falling
if the moment ever comes
hopelessly I’ll love you endlessly
hopelessly I’ll give you everything
but I won’t give you up
I won’t let you down
and I won’t leave you falling
but the moment never comes 
Falling Away With You
Songwriters: N/A
I can’t remember when it was good
moments of happiness elude
maybe I just misunderstood
all of the love we left behind
watching the flash backs intertwine
memories I will never find
so I’ll love whatever you become
and forget the reckless things we’ve done
I think our lives have just begun
I think our lives have just begun
and I feel my world crumbling
feel my life crumbling
feel my soul crumbling away
and falling away
falling away with you
staying awake to chase a dream
tasting the air you’re breathing in
I know I won’t forget a thing
promise to hold you close and pray
watching the fantasies decay
nothing will ever stay the same
all of the love we threw away
all of the hopes we cherished fade
making the same mistakes again
making the same mistakes again
And I feel my world crumbling
feel my life crumbling
feel my soul crumbling away
and falling away
falling away with you
all of the love we’ve left behind
watching the flash backs intertwine
memories I will never find
memories I will never find
Fury
Songwriters: N/A
You’re so happy now
Burning a candle at both ends
Your self-loving soothes
And softens the blows you’ve invented
Breathe in deep, and cleanse away our sins
And we’ll pray that there’s no God
To punish us and make a fuss
Crack’s healing up
Future soul forgive this mess
You wait twenty years
And wind up alone, demented
Breathe in deep, and cleanse away our sins
And we’ll pray that there’s no God
To punish us and make a fuss
Breathe in deep, and cleanse away our sins
And we’ll pray that there’s no God
To punish us and make a fuss
Hysteria
Songwriters: N/A
It’s bugging me
grating me
and twisting me around
yeah I’m endlessly
caving in
and turning inside out
because I want it now
I want it now
give me your heart and your soul
and I’m breaking out
I’m breaking out
last chance to lose control
yeah it’s holding me
morphing me
and forcing me to strive
to be endlessly
cold within
and dreaming I’m alive
because I want it now
I want it now
give me your heart and your soul
I’m not breaking down
I’m breaking out
last chance to lose control
and I want you now
I want you now
I’ll feel my heart implode
and I’m breaking out
escaping now
feeling my faith erode
Rule By Secrecy
Songwriters: N/A
repress and restrain
still the pressure and the pain
wash the blood off your hands
this time she won’t understand
change in the air
and they’ll hide everywhere
and no one knows who’s in control
you’re working so hard
and you’re never in charge
your death creates success
and you’ll build and suppress
change in the air
and they’ll hide everywhere
and no one knows who’s in control
change in the air
and they’ll hide everywhere
and no one knows who’s in control
Sing For Absolution
Songwriters: N/A
Lips are turning blue
A kiss that can’t renew
I only dream of you
My beautiful
Tiptoe to your room
A starlight in the gloom
I only dream of you
And you never knew
Sing for absolution
I will be singing
And falling from your grace
There’s no where left to hide
In no one to confide
The truth burns deep inside
And will never die
Lips are turning blue
A kiss that can’t renew
I only dream of you
My beautiful
Sing for absolution
I will be singing
And falling from your grace
Sing for absolution
I will be singing
And falling from your grace
Our wrongs
Remain unrectified
And our souls
Won’t be exhumed
Stockholm Syndrome
Songwriters: N/A
I won’t stand in your way
let your hatred grow
and she’ll scream
and she’ll shout
and she’ll pray
and she had a name
yeah she had a name
and I won’t hold you back
let your anger rise
and we’ll fly
and we’ll fall
and we’ll burn
no one will recall
no one will recall
this is the last time I’ll abandon you
and this is the last time I’ll forget you
I wish I could
look to the stars
let hope burn in your eyes
and we’ll love
and we’ll hope
and we’ll die
all to no avail
all to no avail
this is the last time I’ll abandon you
and this is the last time I’ll forget you
I wish I could
this is the last time I’ll abandon you
and this is the last time I’ll forget you
I wish I could
I wish I could
The Smallprint
Songwriters: N/A
take, take all you need
and i’ll compensate your greed
with broken hearts
sell i’ll sell your memories
for 15 pounds per year
but just the good days
say, it’ll make you insane
and it’s bending the truth
you’re to blame
for all the life that you’ll lose and you watch this space
but i’m going all the way
and be your slave to the grave
i’m the priest God never paid
hope, i hope you’ve seen the light
coz no one really cares
they’re just pretending
sell, i’ll sell your memories for 15 pounds per year
but you can keep the bad days
say,it’ll make you insane
and i’m bending the truth
you’re to blame
for all the life that you’ll lose
and you watch this space
and i’m going all the way
and be your slave to the grave
i’m the priest God never paid
Thoughts Of A Dying Atheist
Songwriters: N/A
Eerie whispers
trapped beneath my pillow
won’t let me sleep
your memories
and I know you’re in this room
I’m sure I heard you sigh
Floating in between
where our worlds collide
scares the hell out of me
and the end is all I can see
and it scares the hell out of me
and the end is all I can see
and I know the moment’s near
and there’s nothing you can do
look through a faithless eye
are you afraid to die?
it scares the hell out of me
and the end is all I can see
and it scares the hell out of me
and the end is all I can see
It scares the hell out of me
and the end is all I can see
and it scares the hell out of me
and the end is all I can see
Time Is Running Out
Songwriters: N/A
I think I’m drowning
Asphyxiated
I wanna break this spell
you’ve created
You’re something beautiful
A contradiction
I wanna play the game
I want the friction
You will be the death of me
Yeah You will be the death of me
Bury it
I won’t let you bury it
I won’t let you smother it
I won’t let you murder it
Our time is running out
Our time is running out
You can’t push it underground
You can’t stop it screaming out
I wanted freedom
Bound and restricted
I tried to give you up
But I’m addicted
Now that you know I’m trapped
sense of elation
You’d never dream of
Breaking this fixation
You will squeeze the life out of me
Bury it
I won’t let you bury it
I won’t let you smother it
I won’t let you murder it
our time is running out
our time is running out
You can’t push it underground
You can’t stop it screaming out
How did it come to this?
ooooohh
yeah You will suck the life out of me
Bury it
I won’t let you bury it
I won’t let you smother it
I won’t let you murder it
our time is running out
our time is running out
You can’t push it underground
You can’t stop it screaming out
How did it come to this?
Ooooohh
BLACK HOLE & REVALATION (2006)
 
Knight Of Cydonia
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Come ride with me
Through the veils of history
I'll show you as god
Falls asleep on the job
How can we win?
When fools can be kings
Dont waste you time
Or time will waste you!
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
Ahhh Ahhh Ahhh
No'ones going to take me alive
The time has come to make things right
You and i must fight for are right
You and i must firght to survive
No'ones going to take me alive
The time has come to make things right
You and i must fight for the right
You and i must firght to survive
No'ones going to take me alive
The time has come to make things right
You and i must fight for are right
You and i must firght to survive
Starlight
Far away
The ship is taking me far away
Far away from the memories
Of the people who care if I live or die
Starlight
I will be chasing the starlight
Until the end of my life
I don’t know if it’s worth it anymore
Hold you in my arms
I just wanted to hold
You in my arms
My life
You electrify my life
Let’s conspire to ignite
All the souls that would die just to feel alive
But i’ll never let you go
If you promised not to fade away
Never fade away
Our hopes and expectations
Black holes and revelations
Our hopes and expectations
Black holes and revelations
Hold you in my arms
I just wanted to hold
You in my arms
Far away
The ship is taking me far away
Far away from the memories
Of the people who care if I live or die
And i’ll never let you go
If you promise not to fade away
Never fade away
Our hopes and expectations
Black holes and revelations
Our hopes and expectations
Black holes and revelations
Hold you in my arms
I just wanted to hold
You in my arms
02. Knights Of Cydonia Lyrics
Come ride with me through the veils of history,
I’ll show you a God falls asleep on the job,
How can we win when fools can be kings?
Don’t waste your time or time will waste you
No-one’s going to take me alive
The time has come to make things right
You and I must fight for our rights
You and I must fight to survive
No-one’s going to take me alive
The time has come to make things right
You and I must fight for our rights
You and I must fight to survive
No-one’s going to take me alive
The time has come to make things right
You and I must fight for our rights
You and I must fight to survive
Supermassive Black Hole
Oh baby dont you know I suffer?
Oh baby can you hear me moan?
You caught me under false pretences
How long before you let me go?
You set my soul alight
You set my soul alight
(You set my soul alight)
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the supermassive
(You set my soul alight)
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the ‘supermassive’
I thought I was a fool for no-one
Oh baby I’m a fool for you
You’re the queen of the superficial
And how long before you tell the truth
You set my soul alight
You set my soul alight
(You set my soul alight)
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the supermassive
(You set my soul alight)
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the ‘supermassive’
Supermassive black hole
Supermassive black hole
Supermassive black hole
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the supermassive
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the supermassive
(You set my soul alight)
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the supermassive
(You set my soul alight)
Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the supermassive
Supermassive black hole
Supermassive black hole
Supermassive black hole
Map Of The Problematique
Fear, and panic in the air
I want to be free
From desolation and despair
And I feel like everything I saw
Is being swept away
When I refuse to let you go
I can’t get it right
Get it right
Since I met you
Loneliness be over
When will this loneliness be over
Life will flash before my eyes
So scattered almost
I want to touch the other side
And no one thinks they are to blame
Why can’t we see
That when we bleed we bleed the same
I can’t get it right
Get it right
Since I met you
Loneliness be over
When will this loneliness be over
Loneliness be over
When will this loneliness be over
Soldiers Poem
Throw it all away
Lets lose ourselves
Cause theres no one left for us to blame
Its a shame we’re all dying
And do you think you deserve your freedom
How could you send us all far away from home
When you know damn well that this is all
I would still lay down my life for you
And do you think you deserve your freedom
No I dont think you do
Theres no justice in the world
Theres no justice in the world
And there never was
Invincible
Follow through
Make your dreams come true
Don’t give up the fight
You will be alright
Cause there’s no one like you in the universe
Don’t be afraid
What your mind consumes
You should make a stand
Stand up for what you believe
And tonight
We can truly say
Together we’re invincible
During the struggle
They will pull us down
But please, please
Lets use this chance
To turn things around
And tonight
We can truly say
Together we’re invincible
Do it on your own
It makes no difference to me
What you leave behind
What you choose to be
And whatever they say
Your souls unbreakable
During the struggle
They will pull us down
But please, please
Let use this chance
To turn things around
And tonight
We can truly say
Together we’re invincible
Together we’re invincible
During the struggle
They will pull us down
Please, please
Let use this chance
To turn things around
And tonight
We can truly say
Together we’re invincible
Together we’re invincible 
 Assassin
War is overdue
The time has come for you
To shoot your leaders down
Join forces underground
Lose control
In increasing pace
Wantonly waste
Intention erased
Whatever they say
These people are torn
Wild and bereft
Assassin is born (yeah)
Appose and disagree
Destroy Demonocracy
Lose control
In increasing pace
Wantonly waste
Intention erased
Whatever they say
These people are torn
Wild and bereft
Assassin is born (yeah)
Exo-Politic Open skies over me,
I have waited patiently,
I wait for a sign.
As conspiracies unwind,
Will you slam shut,
Or free your mind,
or stay hypnotised.
When the zetas fill the skies,
Will our leaders tell us why,
Fully loaded satelites,
We’ll tell you nothing but our minds.
And I’ve waited patiently,
And I wait for the sign.
Carried through the centuries,
Secrets locked up,
And loaded on my back,
Well it weights me down.
When the zetas fill the skies,
It’s just our leaders in disguise,
Fully loaded satelites,
We can’t get nothing but our minds.
I’m waiting patiently,
And I wait for the sign. (Yeah).
I’m waiting patiently,
And I wait for the sign
City Of Delusion
Stay away from me
Build a fortress
And shield your beliefs
Touch the divine
As we fall in line
Can I believe
When I don’t trust
All your theories
Turn to dust
I choose to hide
From the all seeing eye
Destroy this City of Delusion
Break these walls down
I will fight
Justify my reasons
With your blame
You’ll not rest
Settle for less
Until you guzzle
And squander whats left
You’re not divine
Yet you live and let die
Destroy this City of Delusion
Break these walls down
I will fight
Justify my reasons
With your blame
Destroy this City of Delusion
Break these walls down
I will fight
Justify my reasons
With your blame
Hoodoo
Come into my life
Regress into a dream
We will hide
Build a new reality
Draw another picture
Of the life you could have had
Follow your instincts
And choose the other path
You should never be afraid
You’re protected from trouble and pain
Why, Why is this a crisis in your eyes again
Taught to be
How did it come to be
Tied to a railroad
You’ll have to set us free
Watch our souls fade away
Let our bodies crumble away
Don’t be afraid
I will take the cold for you
And I’ve had recurring nightmares
That I was loved for who I am
And missed the opportunity
to be a better man
Take A Bow
Corrupt, you corrupt,
Bring corruption to all that you touch.
Hold, you’ll behold,
And behold and for all that you’ve done.
And Spell, cast a spell,
Cast a spell on the country you run.
And risk, you will risk,
You will risk all their lives and their souls.
And burn, you will burn,
You will burn in hell, yeah you’ll burn in hell.
You’ll burn in hell, yeah you’ll burn in hell for your sins.
Ooohhh.
Our freedom is consuming itself,
What we will become is contrary to what we want
Take a bow.
Death, you bring death and destruction to all that you touch.
Pay, you must pay
You must pay for your crimes against the earth.
Hex, feed the hex
Feed the hex on the country you love
Beg, you will beg
You will beg for their lives and their souls.
Yeah,
Burn, you will burn,
You will burn in hell, yeah you’ll burn in hell,
You’ll burn in hell, yeah you’ll in hell,
Burn in hell, yeah you’ll burn in hell for your sins.